07-Air Mata

4.4K 310 78
                                    

Catlea merapihkan barang-barangnya di kamar barunya dengan malas. Kini ia dan Mamahnya akan tinggal di sini, di rumah David, Papah Alstar.

Pintu kamarnya terbuka menampilkan Mamahnya dari balik pintu.

"Mamah boleh masuk Le?"

"Boleh Ma."

Nuri duduk di pinggiran kasur bersama Catlea. Terlihat wajah putrinya yang begitu sedih, Ia semakin merasa bersalah.

"Lea, Mamah minta maaf sama kamu. Jujur Mamah juga kaget sayang saat tau kalau anak Papah kamu itu adalah Alstar." Ucap Nuri.

"Tapi kenapa Mah? Kenapa Mamah gak tau sebelumnya kalau anaknya Papah itu Alstar Mah. Pacar Lea!" Catlea mulai terisak.

"Maaf sayang. Mamah minta maaf, Mamah kenal sama David kurang lebih sebulan. Waktu itu dia memang sempat bilang sama Mamah kalau dia punya anak yang usianya 18 tahun, dia bilang anaknya laki-laki namun dia nggak ngasih tau Mamah nama anaknya itu, dan bodohnya Mamah juga gak nanya sama David siapa nama anaknya." Setetes air mata keluar dari kelopak mata Nuri.

"Alstar juga sebelumnya gak pernah bilang sama kita kan siapa nama Papahnya," sambungnya lagi.

Catlea mengusap air matanya. Menyenderkan kepalanya di bahu sang Mamah. Ia tak tau bagaimana hubungannya dengan Alstar nanti. Bagaiman bisa dia sekarang menjadi saudari tiri pacarnya sendiri.

"Mah...bagaimana bisa Papah baru Lea adalah orang yang sering di ceritain tiap malam sama Alstar. Bagaimana bisa Papah baru Lea adalah orang yang sering memukuli laki-laki yang Lea sayang," Tangis gadis itu mulai kencang. Dengan segera Nuri memeluk putrinya itu, membiarkan Catlea terisak di pelukannya.

"Lea mau ke kamar Alstar Mah,"

"Besok aja ya sayang? Udah malam kamu tidur aja."

"Tolong mah, biarin Lea nemuin Alstar." Catlea bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Mamahnya yang masih duduk di dalam Kamarnya.

Pintu kamar Alstar terbuka sedikit. Catlea mendorong pelan pintu itu agar ia bisa masuk ke dalam. Terlihat Alstar yang tengah berdiri di depan pintu kaca yang mengarah ke balkon.

Catlea menutup pintu itu rapat,
Berjalan pelan mendekati Alstar.
"Al," panggil gadis itu lirih.

Namun tak ada jawaban dari Alstar. Catlea melangkahkan kakinya mempertipis jarak antara keduanya.
Gadis itu memeluk pinggang Alstar dari belakang.

"Kenapa gak jawab?" Tanya Catlea pelan.

"Lepasin Le."

Tubuh Catlea seketika menegang, saat Alstar menyuruhnya untuk melepaskan pelukannya dari tubuh Alstar, Dengan segera ia melepaskan pelukan itu di pinggang Alstar. Sedikit melangkah mundur dari laki-laki itu. Padahal bukannya Alstar suka jika ia memeluknya seperti ini? Namun kenapa ia meminta Catlea untuk melepaskan pelukannya?

"Ngapain ke sini?" Alstar membalikan badannya menghadap gadis di depannya. Suara itu terdengar begitu datar di pendengaran Catlea.

"Gue tanya ngapain kesini? Lo bisu gak bisa jawab pertanyaan gue hm?" Tanya Alstar lagi. Sedikit menaikan volume nada bicaranya saat gadis itu malah diam tak menjawab pertanyaanya.

"Lo kenapa," balas Catlea. Alstar tak pernah bicara pada Catlea dengan nada yang terdengar meninggi.

"Gue kenapa? Gue gak apa-apa tuh."

"Gue cuma nanya alasan lo dateng ke kamar gue buat apa? Kalau gak ada yang mau di omongin mending keluar Le, gue mau istirahat."

"Lo kenapa sih Al? Lo marah sama gue? Iya? Lo pikir gue sama Mamah tau kalau ternyata lo anak Papah baru gue? Ngga Al, gue sama Mamah gak tau. Gue bisa jelasin!"

"Apa yang perlu di jelasin Le? Gak ada yang perlu di jelasin. Gue gak masalah Bokap gue nikah sama Nyokap lo. "

"Terus hubungan kita Al? Gimana sama hubungan kita? Kalau kita masih pacaran maka hubungan kita adalah hubungan terlarang Al. Karena sekarang kita adalah saudara tiri." Ucap Catlea mulai terisak.

"Hubungan terlarang yah?"

"Yaudah fine, kita udahin aja."

"Al?!" Catlea tak percaya dengan Alstar yang dengan mudahnya menyudahi hubungan mereka begitu saja. Catlea sudah tak kuasa menahan tangisnya, biarkan dia jadi perempuan cengeng untuk hari ini saja. Ia ingin menangis, sungguh.

"Kenapa? Lo bilang hubungan terlarang tolol!"

"Yaudah kalau emang hubungan terlarang ya kita udahin aja hubungan kita, gampang kan?"

"Gak perlu nangis kek gitu, gue benci cewe cengeng dan lo tau itu."

"Lo kayak bocah kalau nangis kek gitu Le. Gue rasa ini udah selesai jadi lo bisa keluar dari kamar gue sekarang."

Hati Catlea rasanya sakit sekali. Al yang ia kenal tak pernah berkata kasar padanya, tak pernah bicara dengan nada tinggi padanya. Dan yang paling menyakitkan adalah, sekarang hubungan mereka selesai begitu saja.

Catlea menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya mulai kencang memenuhi kamar Alstar.

"Diem Le,"

"Diem."

"DIEM BANGSAT!!!"

"LO NGERTI GAK GUE BILANG DIEM YA DIEM!!! KEPALA GUE PUSING DENGER SUARA TANGISAN LO!"

"ma-maaf, hiks... Ma-af hiks.. hiks..."
Sumpah demi apapun hati Catlea rasanya begitu perih. Ia takut, takut saat Alstar meninggikan suaranya.

"Ada apa ini ribu-ribut?!" Tanya David yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alstar di ikuti oleh Nuri di belakangnya.

"Astaga sayang," Nuri langsung menghampiri anaknya itu yang sedari tadi menangis. Nuri memeluk putrinya, bukannya berhenti tangisan Lea malah semakin menjadi-jadi.

"KAMU APAKAN CATLEA HAH?!" Tanya David.

Alstar yang diam tak menjawab makin membuat pria itu tersulut emosi.

"KAMU APAKAN CATLEA ALSTAR! JAWAB PAPAH!"

"GAK GUE APA-APAIN BANGSAT! LO KENAPA SIH MARAH-MARAH MULU SAMA GUE HM? PUNYA DENDAM APASIH SAMA GUE KEK BENCI BANGET SAMA GUE?"

"LO MARAH-MARAH GAK JELAS TAU GAK. TINGKAH LO, KEK ORANG SAKIT JIWA!"

Bughhhh

David menendang perut Alstar dengan kencang hingga tubuh laki-laki itu terbentur ke pintu kaca yang ada di belakangnya.

Jangan lupakan Catlea dan Nuri yang masih ada di sana. Ia melihat saat David menendang Alstar dengan begitu kencangnya, jika dulu ia hanya mendengar dari mulut Alstar kini ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

"Mas udah mas, sabar mas. Kasian Alstar." Nuri mencoba menahan David agar tidak menyakiti Alstar lagi.

"Lea, lo bisa liat kan sekarang? Dan ini bakal terjadi setiap harinya jadi jangan kaget. Bahkan dia bisa lakuin yang lebih dari itu." Ucap Alstar dan berlalu meninggalkan mereka didalam kamarnya.


Mungkin memang mereka tidak di takdirkan untuk menjadi sepasang kekasih, namun di takdirkan untuk menjadi saudara tiri.
-

-

-

Vote dan comment nya jgn lupa yaaaaaaaaa!!! Thank u (灬º‿º灬)♡

ALSTARAN [END]Where stories live. Discover now