• • - - -/• • • • -

Mulai dari awal
                                        

"Kau baik-baik saja?" tanya Eren ke Kirei.

"Hmm. Dugaanmu benar, Impostor muncul kapan saja. Dan satu hal lagi, kalian harus waspadai mereka yang tak sepenuhnya berubah menjadi Zombie. Kekuatan mereka masih mampu mengimbangi serangan saat bertarung," jelas Kirei.

Kirant menatap Elen yang perlahan muncul dari dalam kegelapan dengan sniper ditangannya. "Dia rupanya." Kirant berjalan mendekati Elen. "Bisakah aku bertanya sedikit tentang Vito padamu?" Elen berhenti melangkah, saat berpapasan dengan Kirant. Tepatnya, setelah mendengar ucapan dari Kirant.

"Yang lain akan tertarik nantinya. Aku tak suka menjadi pusat perhatian," jelas Elen.

"Aku tau, maka dari itu bicara denganku seolah-olah aku tak menanyakan sesuatu yang menurutmu seharusnya tak aku tanyakan," ucap Kirant.

Elen menatap kirant, lalu memalingkan pandangan. Suaranya benar-benar lembut, tetapi suaranya terdengar serak. Serak karena selalu berteriak dalam diam. Di mataku, dia terlihat kesal akan sesuatu. Dia mungkin akan sedikit merepotkan.

"Hey?" ucap Kirant

"Tanyakan," ucap Elen.

"Kau bertemu dengan Vito?"

"Ya."

"Apa menurutmu, dia telah membuat keputusan yang salah?"

"Ya dan juga tidak."

"Apa dia akan menjadi teman atau musuh kita nantinya?"

Walau melontarkan pertanyaan yang jelas menunjukan kekesalannya. Dimata orang lain, Kirant mungkin akan terlihat, seolah-olah ia sedang mengatakan sesuatu yang lucu atau sesuatu yang terdengar menenangkan.

"Teman dan juga musuh," jawab Elen.

"Begitu ya."

"Dia bukan musuh kalian. Tergantung bagaimana kalian menilai sosok Vito, saat pertama kali kalian bertemu dengannya. Dia masih sama seperti dulu," ucap Elen kemudian berlalu pergi dari hadapan Kirant.

Kirant tersenyum mendengar itu dan terus menatap ke arah Elen. "Dia sangat suka mengacuhkan dan tatapannya akan membuat siapa pun merasa canggung untuk berbicara padanya. Yang terpenting, dia akan sulit tertebak. Huah, menyusahkan saja." Kirant masih mengamati Elen. Dia gadis yang jujur ya. Aku jadi ingin berteman dengannya. Sayang, dia mungkin sedikit berbeda dengan Mikey. Dia jauh lebih menarik. Kalau begitu, aku akan menganggap Vito sebagai teman. Dia belum kembali, apa pun yang terjadi nantinya, aku akan tetap mendukung keputusannya. Keputusan terakhir yang ia pilih.

Elen mendekati Cika yang sedari tadi tersenyum ke arahnya. Tanpa memperdulikan Kirei dan yang lain yang sedari tadi melirik ke arahnya.

"Dia bergerak tanpa perintah. Maksudku, dia menyadarinya dengan sangat cepat."

"Dia mirip seperti seorang Assassin. Kita juga mengikuti wajib militer layaknya seorang Assassin, tapi ia lebih cepat menanggapi sesuatu."

"Husst, jangan bicara seperti itu. Assassin sudah tidak ada. Arwah mereka mungkin saja akan muncul, jika kau menyebut mereka."

"Ah sudahlah, kami berangkat. leon?" teriak Sella.

"Wokekkk, Eren!" teriak Leon. Eren mengangguk, menandakan jika misi telah dimulai. Sella dan Leon bersama dengan tim mereka segera turun dan menuju ke sektor satu.

"Bagaimana?" tanya Eren.

"Informasi yang Eren terima sudah benar. Setiap sektor akan memiliki satu tempat untuk membuka gerbang menuju ke sektor lain. Kuncinya adalah jawab pertanyaan yang mereka berikan, maka gerbang akan terbuka. Sama seperti saat aku mencari Sistem yang akan menerangi kota ini," jelas Kirei.

"Baiklah, aku tak bermasalah dengan soalnya. Karena Sella tak sendiri, ada Leon dan yang lainnya juga," jawab Eren.

"Kau terlalu menganggap remeh Sella ya." ucap Kirei.

"Bukan seperti itu, faktanya memang dia hanya naik 1-3 angka saja setiap ujian kan," ucap Eren dengan seringai mengejek.

"Hahahahah"

"Ziko, lihat situasi di sektor pertama!" ucap Michael.

"Baiklah." Ziko menyalakan motornya dan melaju kencang ke dalam kota.

"Ke mana Ziko pergi?" tanya Cika.

"Tenang saja, jika ia tak kembali nantinya. Aku yang akan menggantikan posisinya," balas Vettel. Michael dan Vettel menatap Cika dengan tatapan mengintimidasi. Seringai mencari tau sisi lain dari Cika. "Kau mencemaskan Ziko?" Cika menganguk cemas. Vettel dan Michael malah menatap Cika heran, seolah keduanya tak percaya dengan Cika.

Tentu saja Cika cemas, itu karena ia berpasangan dengan Ziko nantinya. Walau begitu, Vettel berjanji akan menggantikan Ziko, jika ia tak kembali nantinya. Pertarungan tim 1 telah dimulai. Walau dari jarak yang cukup jauh, tetapi suara tembakan terdengar jelas dari sana. Asap dari ledakan juga terlihat jelas dari bukit tersebut. Elen melangkah ke sisi yang hanya ada dia di sana. Menatap ke sekitar kota dengan serius. Eren ternyata mengawasi Elen. Kau sedang mencemaskan sesuatu? Tidak, kau mungkin tak akan mencemaskan apa pun. Yah, kau menyadari kedatangan mereka, bukankah begitu?

Elen melirik ke arah Eren yang tengahmengawasinya sembari terduduk santai di atas batu. Pandangan keduanya saling bertemu.

Vito mungkin saja akan muncul ditengah misi. Walau begitu, akuharus segera menemukannya, sebelum efeknya bereaksi. Selain itu, sangat tidakmungkin jika misi ini tak berubah. Aku tak yakin jika anggota B-Korvin takmendapat perintah. Kirei, Vettel, Michael, bahkan hampir seluruh siswa Angkatantahun ini. Mereka dulunya adalah anak-anak yang mengikuti tahap pertamapercobaan di perbatasan. Aku tak begitu yakin, karena ingatanku belum pulih. Namun usia mereka membenarkan hal ini. Ini adalahkesempatan bagi Sistem untuk mengubur sesuatu yang ia anggap sebagai ancaman.Sekarang Jade Vine dan anggotanya telah mengubah pandangan mereka tentangSistem dan bagaimana cara untuk bertahan hidup.

Bad & Crazy School (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang