28 # Pelukan

21 2 0
                                    


Pintu toilet terbuka lebar. Biyan pun keluar. Terlihat kondisi wajahnya yang kusut dan muram.

"Yan, lu gak papa?"

"Lu sakit ?"

Widiy dan Chua jadi khawatir karenanya. Biyan menggeleng pelan.

"Abis loe sih pake lari dari panggung, gue pikir ada apaan?" Widiy menengok Dheera berlari ke arah mereka.

"Sini Dhe!" Teriak Chua.

"Yan, huft ... Loe... kenapa..?" Tanya Dheera ngos-ngosan sambil memegang kedua lututnya.

"Gue kebelet, kalian pada nggak malu berdiri depan toilet cowok?" Tunjuknya pada plank berwarna biru.

Mereka pun berjarak dari sana.

"Eh...loe Kenapa? Kok nggak jawab pertanyaan gue?" Dheera menjangkau bahu tinggi Biyan, untuk pertama kalinya Biyan menepisnya.

Gank Bubble duck tercengang melihat respon Biyan yang nggak biasa.

"Gue pingin sendiri" tuturnya, meninggalkan tiga cewek hits bahasa.

***


Hari ini terakhir perlombaan dan besok terima raport semester ganjil. Para siswa berkumpul dilapangan, menonton pertandingan babak final basket dan tarik tambang. Untuk team basket putri: XI. bahasa.2  berlawanan dengan XI.IPA.1 mantan kelas Dheera dulu, alias kelas Biyan. Sedangkan team basket putra, kelas Dheera hanya pemenang ketiga. Kabar baiknya, tarik tambang putra mereka masuk final, bertemu dengan kelas XI.IPS.2.

"Naya, good luck ya! Gue yakin kalian menang!" Dheera memberikan semangat untuk teman sebangkunya. Leovan bersiap dipinggir lapangan dengan handuk kecil dan air mineral.

"Thank you Dheera!" Dengan senyuman keyakinan.

"Sebelas Bahasa dua, BISA BISA Yeyyy!" teriak pemandu sorak yang diketuai oleh Icha.

"Priiiiiit" bunyi peluit tanda perlombaan dimulai.

Dheera ngeliat Biyan yang duduk di kursi, menyaksikan pertandingan dengan serius.

"Kita samperin yuk!" Ajak Chua.

"Yok" Widiy merangkul kedua sahabatnya.

"Biyaaaan, lagi ngambek ya?" Chua bicara dengan lembut.

Biyan tak mengacuhkan mereka. Anak IPA 1 ngelirik nggak suka melihat kedatangan Bubble duck, yang dijamin pasti bikin berisik.

"Yan, kalo kita ada masalah loe ngomong kek, nggak diem gini." Level suara Widiy naik. Dheera mengingatkan Widiy agar menahan suaranya.

"Gue lagi bad mood" agak sewot.

"Ya udah, balik yuk ngapain ngomong sama Biyan, males gue" Dheera menarik tangan Chua dan Widiy.

"Dheera!" Imong teriak kenceng memanggil namanya.

"Andeeeh, ini lagi" bisik Dheera.

Biyan terlihat nggak suka.

"Cieeeee..." Komentar anak-anak disekitarnya. Gosip Dheera menyukai Imong, bukan hanya diketahui kelas bahasa saja, anak IPA sama IPS kelas X dan kelas XII pun tau. Dheera udah biasa, dia mendatangi sumber suara.

"Apa? Mo ngomong apa lu?" Dheera mengangkat dagunya. Imong malah merangkul pundak Dheera, lalu dilepas paksa.

"Cieeeee..." Lagi para penonton bersorak, bukan untuk kedua team, tapi karena tingkah Dheera dan Imong.

"Beliin gue minuman dingin di kantin" pintanya.

"Nggak, lu kan punya kaki, jalan sendiri, beli sendiri!" Kesal Dheera, dia alihkan wajahnya dari Imong.

Le Ciel Bleu ✔️ [From True Story-On going]Where stories live. Discover now