20 ≢ Gue Bukan Pilihan!

40 3 0
                                    

Selamat membaca :)


"Buseet rame amat KiosK" Kenzie baru melangkah ke game center berlantai dua.

"Gila si Ga2q traktir anak-anak, berasa dilautan snack gua" saut Juan.

"Yoi bro! Kalo gratisan mana mau ketinggalan, auto nyerbu pulang sekolah kesini" Bagas sudah ready didepan layar komputer.

Berdasarkan hasil perhitungan surat suara yang sah, Ga2q Wildan menang telak dari pasang calon lain. Dengan begitu, Ga2q-Wildan resmi menjadi Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS SMAN 24 selama satu tahun kedepan. Sesuai janjinya, anggota KiosK ditraktir maen game dan pesen makanan apapun, tapi dibatasi cuma tiga jam. Bagi seorang gamers ini party!

Kenzie mengitari KiosK yang penuh berisi anak sekolahan berseragam putih abu-abu.

"Ga2q kemana coy?" Tak berhasil menemukan cowok berwajah tampan.

"Lagi nyari cewek" Jawab Bagas ngasal.

"Cewek yang mana?" Bingung cowok bermata sipit.

"Dheera lah, siapa lagi?" Cuap Juan, lalu menekan keras tombol keyboardnya.

"Ah.. ga asik, masa' yang traktir ga ada"

"Disuruh latihan dance" Bagas nyomot ciki Juan.

"Ambil sono, jangan punya gue, tangan loe ngga steril!" Sewot Juan, marah snacknya dicuri.

"Yaelah niruin Imong lu ? sok bersih. Gue minta dikit aja, ngamuk. Pelit amat loe!" Bagas berdecis.

"Loe yang mager, udah gratisan malah ambil jatah orang!" Juan tetap fokus melawan musuhnya.

"Ga2q latihan dance ? Kelompok gue gimana ya? Ntar aja deh gue telpon di Feby, maen dulu kita, ayook bos double kill" Kenzie tak jadi mencari keberadaan Ketua OSIS.

***

- disekolah


"Dheera, loe telpon Ga2q gih tanyaiin dia lagi dimana?" Perintah Tiva seenaknya. Padahal dia lagi megang ponsel.

"Masih lama ? Kalo nggak, gue cabut" Asep sudah menunggu sejak tadi. Latihan dance kita belum bisa dimulai, karena Ga2q belum jua datang.

"Loe aja yang telpon" jawab gue, males sejak kemaren chat gue nggak di balesnya.

"Kok loe nggak mau?" Tiva mencurigai ada sesuatu.

"Kalo gitu, gue ke lapangan dulu. Ga2q dateng, Watsap gue ya ?" Asep mengambil tas dan bola basketnya.

"Ya udah, ponsel lu jangan silent!" Teriak gue, Asep berlarian ke lapangan basket.

Tiba-tiba Tiva mendekat ke gue dan bertanya.

"Dheera, loe suka sama Ga2q?" Dia menatap wajah gue.

Astaga, apa yang mesti gue jawab. Kenapa Tiva menanyakan perasaan gue pada Ga2q. Apa dia nguji gue? Buat apa dia nanya ? Gue tak surut, gue maju selangkah dan menjawab dengan tegas.

"Kalo iya, terus kenapa?"

Lalu pupil matanya melebar, senyuman Tiva memudar, wajahnya berubah masam.

"... kalo gue nggak suka, gimana?"

Tiva kelihatan bingung, keningnya keriput, bagaimana membaca raut wajah gue.

"Yang jelas ga ada hubungan sama lo!" Gue keluar kelas, ga suka dengan pertanyaan Tiva.

Ternyata Ga2q baru datang, kita berpas-pasan di lorong bahasa.

Le Ciel Bleu ✔️ [From True Story-On going]Where stories live. Discover now