1 𖠌 Masuk BK

96 3 0
                                    

Happy reading :)


Gue yang tau dengan passion dan kapasitas diri gue, udah gue putuskan. TUHAAAAAN MAU PINDAH KE BAHASAAAAA !!!!!
(Dheera)

- - - - - - - ×∆× - - - - - - -


Suasa kelas hening, semuanya menyimak fokus mendengarkan penjelasan guru Fisika yang paling killer disekolahan, nama beliau Bu Ira dan dia punya anak kandung di kelas ini, yang sopastinya jago Fisika juga.

Beda jauh sama gue yang tersesat dihutan belantara pengetahuan alam, yang maaf bagi gue membosankan. Bingung, mau ngapain dikelas dan belajar beginian. Pinginnya gue bel pulang berbunyi dan kelas berakhir. Ntar gue ceritain kenapa bisa masuk kelas XI IPA unggul.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, muncul seorang cowok kelas X yang bisa diliat dari seragam barunya, masih pembagian sekolah.

"Permisi Bu, kakak Nadheera dipanggil keruang BK" ucapnya dengan jelas. Gue kaget emang salah apa sampe dipanggil BK. Walaupun bukan siswa teladan, gue gak pernah bikin onar disekolahan, paling cuma heboh doang. Tapi semenjak di IPA gue udah nggak seberisik dulu, secara suara gue yang paling gede dan nyaring dikelas ini.

Otomatis semua mata menoleh ke gue dan Bu Ira melirik seolah berkata, kamu diizinkan pergi. Gue langsung berdiri dan mengangguk paham. Berjalan dengan pelan, berpikir kira-kira kenapa gue mesti ke BK, mana saat jam belajar lagi.

Seorang cowok berkacamata dikelas menatap kepergian Nadheera, hingga punggung cewek friendly itu nggak keliatan lagi.

"Assalamualaikum Bu" sambil mengetuk pintu, disana sudah ada beberapa siswa yang gue kenal, semuanya anak kelas XI IPA. Sepertinya gue yang dipanggil terakhir.

"Waalaikumsalam, ayo duduk Dheera, Ibu sengaja manggil kalian semua. Begini, Ibu dapat laporan dari orang tua kalian, bahwa kalian pingin pindah jurusan." Tuturnya pada kami yang sedang bimbang, kami pun mengangguk pelan.

Lah kapan bunda nelpon sekolah? Pikir gue dalam hati. Gue emang udah bilang ke bunda, kalo gak mau di IPA pingin pindah ke Bahasa. Sedari SD gue suka belajar bahasa terutama bahasa Indonesia. Masih inget, gue paling semangat kalo disuruh bikin cerita liburan masa sekolah, mengarang bebas gitu.

Wajar aja, dari sebelum TK, almarhum Ayah sering banget beliin gue buku cerita dan bunda suka ngasih dongeng sebelum tidur. Oke balik ke Ibu Shinta, gue mendengar setiap kata yang keluar dari mulut beliau dengan baik.

"Jadi ibu pingin tau, alasan kalian secara langsung kenapa pingin pindah jurusan ke IPA sama Bahasa, maupun dari IPA ke IPS? Apa kemauan kalian atau orang tua ?."

Kami saling lirik, gue tau Mira yang duduk disebelah gue dulunya merupakan anak kelas unggul X.1 pernah ikutan olimpiade ekonomi, terang saja dia mau pindah ke IPS. Nah kalo si Chelsea ngapain coba pindah ke Bahasa ? Ujar gue dalam hati. Seolah tau, dia menatap tajam, gue nelen ludah.

Dylan angkat bicara, "Bu, kalo saya memang berencana mengambil hukum internasional kuliah nanti, jadi saya pingin pindah ke IPS Bu." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Saya juga pindah atas kemauan saya sendiri, Bu" ujar Chelsea dan lainnya pun menyetujui. Lalu Guru yang terkenal lembut itu menatap gue, menunggu gue untuk buka suara.

"Dheera pingin belajar bahasa, Bu" dengan mata berbinar, gue nggak tau kenapa hati ini jadi sendu, gue begitu pinginnya pindah, udah nggak sanggup empat hari di IPA, mana kelas unggul lagi. Loe tau, juara 1 kelas X.1 sampe X.10 ada disana semua, kalo diurutin semua nilai raport, gue ranking 20an. Ngenes banget pokoknya.

Le Ciel Bleu ✔️ [From True Story-On going]Where stories live. Discover now