• • - - -/• • • - -

Comenzar desde el principio
                                        

"Eh? Dia tertinggal?" Sella mengangkat tangan kirinya, dan menunjukan jari tengah ke arah para staf tersebut. Melihat itu, para staf seketika terdiam. "Bukankah dia siswi menyebalkan itu?"

"Hah, benar-benar tak ada sopan santunnya."

"Bukankah, dia teman dekat Eren?"

"Walau begitu, hubungan pertemanan seperti itu tak akan bertahan lama." Sella segera melajukan motornya agar tak tertinggal jauh dari rombongan. Apalagi mereka hanya punya waktu sedikit untuk misi kali ini. Perjalanan menuju ke kapal pesiar cukup lama, ditambah lagi, perjalanan mereka ke pulau tersebut akan menghabiskan banyak waktu.

Setelah sampai ke kapal pesiar, mereka menuju ke kamar masing-masing. Tentu saja, dengan fasilitas lengkap seperti biasanya. Perjalanan menuju ke pulau tersebut, akan menghabiskan banyak waktu. Setidaknya, kurang lebih satu hari. Eren melangkah keluar, ke teras untuk melihat suasana disekitar. Biru dan jernihnya air laut dengan dikelilingi burung kecil yang berterbangan di langit. Seolah menemani perjalanan mereka untuk menyelesaikan sebuah misi. Langkah Eren terhenti kala melihat Cika tengah berdiri sembari menikmati angin laut.

"Kau dekat dan berbaur dengan mudah," ucap Eren. Cika menyipitkan kedua matanya, mengernyitkan dahi, dan perlahan melirik Eren. Cika menghela nafas, perlahan mengukir senyum yang biasa ia perlihatkan. Eren hanya menatap Cika datar.

"Setidaknya kau mungkin telah tau posisiku. Jadi kau tau harus bertingkah seperti apa, ketika bertemu denganku," balas Cika. Eren menutup mata sejenak, lalu perlahan membukanya.

"Kau! Apa kau sudah membuat pilihan?" tanya Eren. Cika sedikit terkejut dengan pertanyaan Eren padanya. Ekspresi Cika berubah menjadi sendu, dan Eren menyadari akan hal itu.

"Eren! Aku tau, kita tak akan punya pilihan karena perjanjian itu, tapi bukankah kita juga punya hak untuk memilih jalan kita sendiri untuk bertahan hidup?" ucap Cika. Eren membulatkan matanya mendengar pernyataan Cika.

"Cika! Kita hanya bisa memilih jalan yang akan kita lalui. Namun takdir kita telah tertulis jelas dalam perjanjian itu," ucap Eren. Cika tersenyum, kemudian tertawa kecil. Namun kedua tangan Cika tengah mencengkram erat besi pembatas di depannya. "Kau datang, karena telah mendengar semua kebenaran tentangku. Aku sudah memilih jalanku sendiri," lanjut Eren.

"Yah, jalan yang kau pilih itu ..., kenapa harus aku yang mendengarnya? Aku tidak tau, bagaimana aku harus bertindak. Aku mengawasinya, tapi ..., sial! Takdir ini, sama sekali tak memberiku jeda untuk beristirahat." Eren memukul pelan kepala Cika, kemudian berlalu pergi dari sana. Cika menunduk, menatap sendu air laut di depannya. Rasanya tak adil jika seperti ini. Eren! Aku iri padamu. Kau berhasil menemukan tujuan yang membuatmu berhasil membuat sebuah pilihan tanpa penyesalan. Aku ..., aku berharap bisa melangkah pergi dengan tenang sepertimu.

Malam telah tiba, mereka kembali bersiap-siap. Pulau mulai terlihat, walau jelas masih cukup jauh. Michael dan Vettel menatap layar touchscreen yang mengelilingi mereka. Bisa dibilang, layar tersebut bersatu dengan dinding yang mengelilingi ruang itu.

"Bukankah agak aneh?" ucap Vettel.

"Kau merasa jika Vito mengubah sedikit informasinya?"

"Tidak juga, aku hanya khawatir, jika dosis yang kita berikan kepada mereka tak akan mempan di sana," balas Vettel.

"Mereka selamat atau tidak, itu tergantung mereka. Kerja sama tim sangat dibutuhkan di sini," jelas Michael.

"Oh iya Maik, bukankah akhir-akhir ini Kirei sering menyendiri?" ucap Vettel.

"Dugaanku mungkin benar tentangnya. Walau kita dekat satu sama lain, kita perlu waspada padanya. Aku yakin, dia juga waspada pada kita," ucap Michael.

"Kau benar, aku merasa perlahan diri mereka yang asli mulai muncul. Pergerakan mereka sangat cepat, seolah-olah mereka digerakkan oleh sebuah benang perintah," ucap Vettel.

Bad & Crazy School (Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora