Assalamu'alaikum, Hi I'm Frah
Happy reading
Mohon koreksi jika terdapat typo dan kata yang kurang cocok
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih:)
"Bang, jangan bercanda deh, nggak lucu tau Bang!" ucap Gibran dengan sedikit ngegas.
"Siapa yang bercanda, kalau tidak percaya, ya sudah. Kalau mau buktiin silahkan ke Rumah Sakit Mahendra, di ruangan nomor 4 dilantai 2. Disana Ada Mama, Papa, Aldan, Alden, dan teman-teman" ucap Adnan.
"Serius Bang?" Tanya Gibran, dan Adnan berdehem. "Yaudah Bang, aku ke Rumah Sakit sekarang. Aku tutup telponnya ya Bang. Terima kasih Bang." Ucap Gibran, dan Adnan lagi-lagi cuma berdehem.
...
Tok..Tok..
Semua orang yang berada di ruangan Audy menengok kearah pintu karena mendengar ketukan pintu ruangan Audy, Papa Audy berdiri ingin membuka pintu, tapi di tahan oleh salah satu teman Aldan dan Alden.
"Om disini aja, biar saya saja yang buka pintunya Om" ucap Vano sopan.
Setelah mengucapkan itu, Vano membuka pintunya, dan mempersilahkan kedua orang yang berada di depan pintu untuk masuk kedalam ruang inap Audy. Saat Vano ingin berjalan kembali ke tempatnya tadi, tiba-tiba ada yang menelponnya, jadi dia keluar dari ruangan Audy, untuk menerima telpon.
"Pa, Ma, Aldan, Alden, dan semuanya" sapa kedua pria itu bersamaan, yang tak lain adalah seseorang yang menelpon Adnan, yaitu Gibran dan yang satunya adalah orang yang meminta Gibran untuk mempertemukannya dengan Audy di cafe.
Semua orang yang berada di ruangan tersebut, memperhatikan kedua pria tersebut.
"Gabriel, Gibran" sapa Aldan, Alden dkk -Vano.
Yah, orang yang meminta Gibran untuk mempertemukannya dengan Audy di cafe adalah Gabriel Arshaka Keenandra, saudara kembar Gibran Arshaka Keenandra.
"Iya. Bagaimana keadaan Audy?" tanya Gabriel dan Gibran bersamaan, sambil berjalan mendekat brankar Audy, lebih tepatnya sebelah kanan Audy. Aldan, Alden dan teman-temannya memberikan Gabriel dan Gibran jalan ke sebelah Audy.
"Audy mengalami koma, yang disebabkan oleh benturan yang keras di kepala Audy, sehingga Audy kekurangan banyak darah. Syukurlah Audy segera di bawa kesini, dan cepat mendapatkan penanganan" Dirga menjelaskan kenapa Audy mengalami koma.
"Maafin Gabriel dan Gibran, Ma, Pa, Bang Aldan, Bang Alden" ucap Gabriel dan Gibran bersamaan.
"Kenapa kalian minta maaf?" tanya Dirga dan Arabella bersamaan.
"Karena kami, Audy jadi seperti ini Ma, Pa. Maaf-" ucapan Gibran dan Gabriel terpotong karena tepukan seseorang pada pundaknya.
"Hei, ini bukan salah kalian, ini sudah takdir. Jadi, jangan pernah menyalahkan diri kalian" ucap Aldan, kemudian Gabriel dan Gibran, posisinya: Gabriel - Aldan - Gibran.
"Tapi -" Gibran ingin menyelah.
"Iya itu benar nak, kalian tidak salah, ini sudah takdir, lebih baik kita berdoa sama-sama supaya Audy bisa cepat sadar" tambahan dari Dirga.
"Aamiin.." ucap mereka semua yang ada di dalam ruang inap Audy.
Beberapa saat kemudian, Vano kembali ke tempatnya, bergabung dengan teman-temannya. Melihat raut wajah Vano yang mengisyaratkan sesuatu, membuat Satria paham, dan langsung mengirim pesan di grup, agar Rio, Aldan, Alden dan satu temannya tahu. Dan Satria memberi kode kepada teman-temannya, sambil menggerakkan hpnya. Teman-temannya langsung paham dan segera melihat hp masing-masing.
Tidak lama setelah itu Satria kembali memberikan kode kepada teman-temannya untuk pamit pulang, dan mereka mengerti kode dari Satria pun mengangguk, mengiyakan kode dari Satria.
"Om, Tante, Aldan, Alden, Gabriel, Gibran, kami semua pulang dulu ya" ucap Satria yang mewakili teman-temannya -Aldan dan Alden.
"Iya nak, terimakasih ya sudah datang jenguk Audy" ucap Dirga dan Arabella bersamaan.
"Iya Thanks/Iya bang" tambah Aldan, Alden, Gabriel dan Gibran bersamaan.
Satria, menepuk pundak Aldan dan Alden pelan, sebagai penyemangat tak lupa mengucapkan sesuatu yang membuat Aldan dan Alden kembali semangat, begitupun dengan Rio, Vano dan satu teman Aldan dan Alden (namanya masih di rahasiakan ya, hehe, maaf kalau belibet).
Lalu teman-teman Aldan dan Alden juga menepuk pundak Gabriel dan Gibran. Lalu mereka berjalan kearah Dirga dan Arabella, dan menyalimi tangan Dirga dan Arabella, tak lupa mengucapkan salam.
"Kalian hati-hati ya nak, jangan ngebut kalau bawa kendaraan" ucap Arabella dan Dirga.
"Aamiin, iya Tante, Om" ucap keempatnya kompak.
Setelah itu teman-teman Aldan dan Alden berjalan ke arah pintu ruang inap Audy, kemudia Rio yang membuka pintu dan mereka keluar dari ruang inap Audy, yang pastinya melalui pintu yang di buka Rio, dan menutup kembali pintu ruang inap Audy.
...
Saat hampir sampai di parkiran rumah sakit, langkah mereka terhenti karena pertanyaan salah satu diantara mereka.
"Hmm, yang tadi gimana? Jadi?" tanya Vano pada seseorang disamping kanannya (yang namanya masih di rahasiakan itu loh), dan orang itu hanya berdehem, yang berarti 'iya'.
"Ya udah kita ke sana aja sekarang" ucap Satria.
Mereka semua melanjutkan langkah mereka ke arah parkiran, dan mengendarai kendaraan masing-masing dengan kecepatan rata-rata.
Terimakasih yang sudah baca, vote dan komen
See you next part <3
Makassar, 18-2-2022
YOU ARE READING
Transmigrasi I'm Claudia not Audy [On Going]
Teen Fiction(Sebelum kamu baca, silakan follow dulu yah. Hehe.. Terimakasih) Bagaimana jadinya kalau seorang gadis yang terbilang mandiri, kalem, pintar, bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis manja, keras kepala, pintar, receh, suka bikin orang ketawa, tapi si...
![Transmigrasi I'm Claudia not Audy [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/290576055-64-k47296.jpg)