Kiran berlari masuk kedalam rumahnya langsung menghampiri sang ibu yang sedang menonton televisi dengan kaki diangkat ke meja.
"Ibu, ibu, there's great news!," seru mendudukkan tubuhnya disamping rozel, ibunya.
Rozel menoleh, mengusak sedikit rambut anaknya, "berita apa itu?"
Kiran memberikan sebuah carik kertas yang dia temukan dijalan tadi, sebuah kertas yang berisi tentang perusahaan NaRessha membutuhkan sekretaris baru.
"Terus apa rencanamu sayang?," tanya rozel dengan tangan lentiknya menyisirkan rambut tipis kiran.
Bibir kiran menyeringar, sesuatu niat jahat muncul di otaknya kali ini, "bagaimana kalau aku mendaftarkan diri untuk menjadi sekretaris di perusahaan itu? Aku tahu pasti flawra sering ke perusahaan itu setiap jam makan siang."
"Terus?"
"Aku akan perlahan-lahan mengambil hati nando kembali dan merenggut kekayaan mereka."
"Tapi apakah bisa? Nando dan keluarga nya memegang teguh untuk tetap mempercayai satu orang yang sudah menjadi keluarga mereka," jawab rozel ragu, ia tahu jika keluarga jeffresha bukanlah keluarga biasa.
Bahkan keluarga Jefressha terkenal berteman dengan beberapa presiden diluar negeri.
"Persetan dengan kepercayaan, di tanganku pasti flawra akan musnah," ucapnya angkuh, menyuruh salah satu pelayan untuk mengambilkannya minuman, sungguh sedari tadi dirinya tidak berhenti menyeringai hingga tenggorokannya kering.
"Nanti disaat hari pertama hingga minggu pertama, aku akan menyamar menjadi sekretaris yang baik dan tidak menganggu hubungan mereka dahulu, hari-hari berikutnya itu lah permainan seru itu dimulai!," serunya dengan kekehan yang sedikit menyeramkan.
Rozel ikut terkekeh akan rencana sang putrinya, memberikan sebuah vodka yang dituangkan dalam gelas kepada putrinya dan mengambil satu gelas lagi untuk dirinya.
"Cheers!"
Mereka bersulang sembari memikirkan rencana-rencana jahat berikutnya.
YOU ARE READING
sunflawra | jaemhyuck ✔
Teen Fiction"Mas" "Kenapa sun?" "Kenapa kau menikahiku? Kau pacarnya adikku dan kita hanyalah dua orang yang terikat perjodohan" "Karena aku sudah mencintaimu lebih sebelum aku mengenal adikmu, aku menerimamu apa adanya, terimakasih telah menjadi suami manisku...
