06. bolehkah?

2.3K 276 2
                                    

Nando sengaja pulang dengan cepat karena tetiba teringat dengan suami kecilnya, sedang apakah suaminya saat ini?

"Hey nando, kau sudah mau pulang?," tanya jefan yang tidak sengaja melewati ruangan sahabatnya, sedikit heran ini masih jam 7 malam dan biasanya nando pulang di jam 8 malam.

Nando menatap datar jefan, "jadi apa yang kau lihat ini huh? Aku ini ingin pulang kerumah bukan ingin meng club."

Anggukan kepala canggung dilakukan oleh jefan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya kan siapa tahu kau sedang membutuhkan jalang untuk memuaskan hasratmu- aduh sakit bicth!"

"Aku bukan tipe pasangan seperti itu ya jefanjing! Bahkan aku masih punya kewarasan untuk melakukan itu diam-diam."

Jefan terkekeh, berjalan mendekati nando dan merangkulnya, netranya mengerayangi langit-langit ruangan itu kemudian berbisik, "kau ingin mengambil jatahmu kan? Aku sudah tahu itu."

Nando terdiam, tidak membalas bisikan jefan, berdeham kecil kemudian melepaskan rangkulan jefan di pundaknya.

"Aku mau pulang, tolong kau yang meng handle meeting malam ini."

Jefan membelalakkan matanya, "kau bercanda kan? Mengapa tidak bilang dari tadi huh? Kau mendadak nando!"

Nando memutar bola matanya malas, meninggalkan jefan yang berteriak-teriak kesal padanya.

"Aku doakan flawra tidak mau bersenggama denganmu!"

"Bacot samoyed!"

Nando turun dari lift, membalas semua sapaan karyawannya yang menyapanya dengan senyuman.

"Tumben pulang kurang dari satu jam jadwal pulang pak?," tanya rora kepada sang atasan.

"Suamiku menungguku dirumah rora," jawabnya santai.

Kegugupan melanda rora ketika mendengar kata suami dari mulut pemilik perusahaan tempat dia bekerja, bisa-bisanya dia melupakan bahwa tuannya ini sudah menikah 3 hari lalu.

"O-oh selamat ya pak, semoga langgeng ya!," ucap rora mempertahankan senyum terpaksanya.

Nando acuh mendengar ucapan rora, melangkah keluar dari lobby menuju parkiran.

20 menit nando berkendara dengan perjalanan penuh macet karena banyak para remaja muda mudi jalan-jalan sekedar berpacaran maupun refreshing, kebetulan malam ini adalah malam minggu.

Setelah dibukakan pintu oleh security dirumahnya, mobilnya dia masukkan kedalam garasi dan gerbang ditutup oleh security tadi.

"Anda sudah bekerja dengan baik pak, pulang dan istirahatlah, jangan lupa besok kembali lagi,' " celetuh nando dengan senyuman ditanggapi acungan jempol dari security nya.

Baru sampai diambang pintu, samar-samar nando mendengar suara bi kasih yang mengomel menyuruh flawra berhenti, entah berhenti untuk apa.

"Astaga nak flawra ini sudah malam, berhentilah untuk membersihkan rumah nak, ini sudah bersih, nanti sisanya biar bibi yang membereskannya nak!," perintah sang bibi aka pembantunya namun tidak diindahkan oleh flawra.

"Bibi cukup duduk manis, ini tinggal sedikit bibi, lagian mas nando belum datang dan aku bosan lebih mending aku member- eh mas?"

"Kau perlu istirahat sayang, jangan memaksakan diri untuk membersihkan rumah."

Nando berucap seperti itu dengan tangan yang melingkar di perut flawra, mengode bi kasih dengan kedipan mata yang langsung diangguki oleh bi kasih.

Setelah bayangan bi kasih pergi, nando dengan sengaja menghembuskan nafasnya di leher flawra hingga samg empu bergidik.

"M-mas kau sedang akhh apa?"

Flawra tak sengaja melepaskan desahannya ketika nando menggigit gemas lehernya hingga menimbulkan sebuah tanda.

"Bolehkah?," tanya nando di telinga flawra sensual.

Flawra sedikit ragu, menggigiti bibirnya kemudian tersenyum, membalikkan posisinya dan mengalungkan tangannya di leher suami tampannya.

"Boleh mas."

Setelah mendapatkan lampu hijau, nando menggendong flawra bridal, menaiki tangga menuju kamar mereka dan menguncinya.

Hanya terdengar desahan dan rintihan nikmat flawra mengalun merdu di kamar itu, beruntung kamar itu di pasangkan pengedap suara.

sunflawra | jaemhyuck ✔Where stories live. Discover now