Chapter (3)

7.2K 586 17
                                    

  Malam semakin dingin disertai rintik-rintik hujan yang mulai mereda. Nathan tanpa henti merapalkan doa sambil mengendarai mobilnya dengan pelan. Berharap sang anak yang dia cari bisa di temukan secepat.

Kantung mata yang pertanda dirinya sudah mulai ngantuk mencoba untuk tetap mempertahankan matanya agar tetap terbuka. Sampai dirinya tidak sadar jika di depan jalan sedang banyak warga yang berkerumun.

Nathan yang memang sudah mengantuk berat tidak menyadari kerumunan itu hingga...

Brak

Cittt

Nathan hampir terbelalak saat dirinya tidak sengaja menabrak orang.

"Maaf saya tidak sengaja." Ucap Nathan mencoba menetralisir derak jantungnya.

"Ah, tidak papa pak." Ucap lelaki itu.

Nathan yang tipikal orang tidak enakkan langsung mematikan mesin mobilnya, dan keluar untuk mengecek keadaan.

"Benar tidak apa apa?" Ujar Nathan lagi.

"Tidak papa pak. Bapak ngantuk ya? Istirahat dulu toh pak." Ucap lelaki itu yang menepuk pundak kiri Nathan.

"Iya, kalau begitu maaf sekali lagi. memang tadi saya ngantuk berat kar- nak kalau boleh tau itu ada apa ya?" Lelaki itu menoleh ke belakang dimana kerumunan orang yang hampir menutupi jalan.

"Itu pak ada yang pingsan, katanya sih anak kecil. Saya kurang tau, karena itu saya tadi mau kesana." Lelaki itupun menjawab.

"Eh maaf pak saya mau angkat telfon dulu. Mari pak." Lelaki itupun meninggalkan Nathan yang terbengong di depan mobilnya.

"Apa jangan jangan!"


Nathan berjalan cepat menuju kerumunan tersebut. Sedikit mendorong orang orang yang ada di sana agar dirinya bisa melihat lebih dekat siapa anak kecil yang dimaksudkan oleh lelaki tadi.

Deg!

Betapa kagetnya dirinya saat melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang.
Tanpa fikir panjang Nathan menghampiri bicah malang yang terbaring di rerumputan itu tanpa memperdulikan protes orang-orang yang kesal karena di dorong begitu saja oleh Nathan.

"VICOO!!" Pekik Nathan yang membuat semua orang menatap sedih Nathan.

Nathan memeluk sang anak dengan badan sedikit bergetar. Ini kali pertama dirinya bisa memeluk sang anak setelah sekian lamanya dia tidak pernah menemukan anaknya kembali.

Nathan mencoba menetralkan fikiran nya yang terus berfikiran negatif, la pun langsung menggendong Lio tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya.

"Pak apa ini anak anda?" Tanya salah satu warga yang memang tadi menelfon ambulan untuk bocah yang dia temukan pingsan di jalan.

Orang-orang itu semakin ramai di tambah pertanyaan warga itu yang mewakilkan semua orang.

"Iya pak, dia menghilang, dan saya baru menemukannya." Ucap Nathan. Matanya sudah memerah dan mencoba tetap tenang di saat dia di berikan pertanyaan oleh salah satu warga yang menemukan anak nya.

"Ohh ya sudah pak, tadi saya sudah menelfon ambulan kesini. Di tunggu sebentar ya pak. Soalnya anak bapak kayaknya terkena hipotermia takutnya kenapa napa." Nathan mengangguk sambil mempererat pelukannya dengan sang anak agar sang anak mendapatkan kehangatan dari tubuhnya.

"Bagaimana keadaannya?" Lemord baru saja datang kerumah sakit dengan kedua anak laki-lakinya untuk melihat kondisi dari anak Nathan.

"Tidak tau, dokter belum keluar dari 30 menit yang lalu." Jawab lesu Nathan sambil menatap kedepan pintu UGD.

MY BABYWhere stories live. Discover now