27 - Bagaimana Rasanya Dunia Tanpa Dia

169 57 10
                                    

•••••

Tuhan, jaga adikku lebih baik dari diriku.

-Abi Prayoga

•••••

Tak banyak yang kegiatan yang mereka lakukan hari ini selain mengkhawatirkan Senja sejak kemarin. Malam ini, ditemani alunan lagu bertajuk 'Kita Bukan Rumah' dengan lirik yang berhasil membuat remaja itu hampir saja kalut. Dia melamun mendengar baik-baik tiap potong liriknya.

Jika ku bukan rumahmu, lalu ku apa?
Jika kau bukan rumahku, lalu kau apa?

Tak ada pintu yang terbuka

Ku masuk paksa tak ada suara

Mungkin memang rumahku dan rumahmu bukanlah rumah yang sama

"Nathan!" cewek disampingnya memekik, sebab mereka hampir saja beradu dengan mobil dari arah lain yang tengah mendahului. "Tolol!" dia terkejut juga, memaki kesal pada sepersekian detik setelah mereka berpapasan.

"Lo ngantuk? Mau tukeran aja?" Dila menawarkan diri, melihat bagaimana tatapan Nathan yang seringnya kosong membuat dia sedikit tak percaya. "Nggak usah,"

"Mini market dulu, deh. Beli kopi buat lo."

Tak ada penolakan, cowok itu kembali menyandarkan tangan kanannya pada pintu mobil. Memijat pelipisnya pelan, dia teringat sesuatu. "Resep obat Senja ada di lo, 'kan?" katanya pada Dila.

Cewek itu mengangguk, "Gue foto tadi, cari aja." diserahkan ponsel miliknya pada Nathan sebelum turun, "Lo mau makan sekalian? Snack? Roti? Atau apa?"

"Gue nggak laper, sih." alisnya terangkat sambil mengangguk samar. "Dila...,"

"Gue boleh kirim foto resepnya?" setengah badan cewek dengan cardigan coklat itu sudah diambang pintu, dia menoleh pada Nathan. "Nggak ada password, kirim aja."

Bukan kali pertama dirinya memegang ponsel milik sahabat Senja, beberapa kali saat sedang menjadi joki untuk Dila. Biasa, ini masalah rank. Harga diri.

"Narsis amat, Bu." seloroh Nathan kala disambut dengan ribuan foto dari si pemilik. Beruntung foto resep obat Senja masih dalam posisi atas, belum tertimbun dengan yang lain.

Setelah dipastikan, Nathan lantas memeriksa slide sebelumnya. Khawatir jika dia melewatkan sesuatu tentang Senja atau pun obatnya.

Tapi sepertinya dia mendapat pilihan lain, beberapa foto yang serupa dengan yang dikirimkan padanya kemarin. Cowok itu membenahi duduknya, sepasang alis milik Nathan hampir bertaut. Dia yakin ini adalah foto yang sama. Satu diantara beberapa nya adalah video, dan itu cukup membuat dada Nathan bergemuruh. Apa maksud ini?

Pintu mobil terbuka, menampilkan sosok cewek dengan beberapa barang ditangannya. "Gue beli vitamin juga, nanti sampai rumah jangan lupa makan." Dila menatap, sebab Nathan mengabaikan dirinya tiba-tiba. "Kenapa?"

Entahlah, cowok itu memilih tancap gas dari sana. Dila masih kebingungan, terlebih setelah pernyataan Nathan setelahnya.

"Jadi Senja nggak lebih dari jalang, ya?"

"Hah?"

Cowok itu terkekeh. Sorot matanya berubah dingin dan tajam yang sukses membuat Dila terintimidasi. "Lo tau kalau tindakan Galang udah termasuk pelecehan?"

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: May 20 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Danum SenjaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin