09- Mabuk Ketan?

533 154 350
                                    


•••••

Harus seberapa jauh saling mengenal supaya lo bisa suka sama gue?

•••••

Lelah sekali. Tubuh Senja terkapar mengenaskan diatas matras, dia--maksudnya mereka, Senja, Mega, Galang, dan Calvin baru saja menyelesaikan latihannya.

Pertandingan silat. Entah sudah yang keberapa, Senja sendiri lupa. "Udah, ya? Gue cabut duluan. Besok jangan ada yang telat, atau gue bikin lo semua jalan pakai tangan!"

Mega menatap sinis pelatihnya, Mas Bagus. "Cabut, cabut aja, deh. Kesel gue kalo lihat muka lo, Mas!" geram gadis rambut bondol itu tanpa sungkan. Perbedaan umur yang tidak terlalu jauh membuat mereka berinteraksi layaknya teman, dan Bagus tidak pernah mempermasalahkan itu.

"Gue juga eneg kali," sahut laki-laki berseragam hitam itu tak kalah ketus. "Dih, yaudah balik sono!"

"Mega...," Galang bersuara, menegur Mega yang kadang bisa melupakan sopan santunnya ketika sudah terlibat adu mulut dengan Bagus. Meski dia tau, mereka hanya sebatas bercanda. Tidak ada yang sakit hati karena perkataan-perkataan seperti ini.

Mereka terkekeh ringan begitu melihat Mega hanya bisa menggerutu tanpa suara. "Yaudah, Lang. Gue duluan."

"Yok, Vin!" pamit laki-laki itu pada dua anak didiknya, "Sok, mangga... "

Calvin beralih menatap Senja dan Mega yang terlihat begitu kelelahan. "Sharing, matras dong!" Senja tak menyahut. Tapi dia bergerak kesamping, memberi tempat untuk Mega.

"Eh, eh, eh! Mau ngapain lo?" cegah Calvin begitu Mega hendak ikut merebahkan diri disamping Senja. "Tiduran dulu, bentar."

"Nggak ada! Lo harus bayar hutang lo sekarang!" gadis rambut pendek sebahu itu memutar matanya malas, "Gue cuma janji, bukan hutang."

"Ya ,sama aja. Kata Pak Haji Roma 'kan janji itu hutang. Nggak tau lo? Perlu gue nyanyiin?" ancam Calvin yang langsung membuat Mega melambai kalah. "Diem! Diem! Diem! Perut gue mual, kalau lo nyanyi bisa muntah disini gue."

"Yaudah, ayo! Tugas gue harus kelar habis ini." terang cowok berkulit putih itu sedikit memaksa, "Gila, sih. Lo nggak ada perikemanusiaannya sama sekali."

"Nggak mau tau! Buru!" ditarik tangan gadis itu tak sabaran, "Iya, iya!"

Galang menatap kepergian keduanya dengan kepala yang bergerak kiri kanan seirama. Mereka benar-benar cerminan dari pasangan FTV dengan judul 'Pacar Ku Dulunya Musuh Ku' sepertinya,

Cowok itu kini memperhatikan Senja yang sibuk mengibas-ibaskan tangannya, masih dalam posisi yang sama. "Mega, tolong minum." ungkap Senja dengan mata terpejam.

Sadar jika tinggal mereka disini, Galang dengan cepat meraih air mineral yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Membuka segelnya terlebih dulu sebelum diberikan pada gadis itu, Senja duduk dengan posisi membelakanginya.

Galang mengangsurkan botol itu, yang langsung diterima oleh Senja. Galang dibuat geleng-geleng dengan cara minum gadis itu, "Awas keselek, Ja."

Uhukk... uhukk...

Sebagian cairan bening itu menyembur keluar dari mulutnya. Senja menoleh tak santai. "Yang lain mana?" begitu ucapnya terlihat panik.

Danum SenjaWhere stories live. Discover now