15 - Him

442 102 38
                                    


•••••

Dia yang bikin gue takut sama cinta.

•••••

Jalanan malam didepannya ramai. Derum motor dan suara celoteh setiap orang disana tak mampu membuat Senja berhenti melamun sejak tadi.

Kepala gadis itu sama berisiknya dengan jalanan. Pikirannya bercabang. Memikirkan hidupnya yang berantakan karena tumpukan utang, ibu yang tak kunjung memberinya kabar, sang kakak yang tidak tau akan pulang atau tidak. Lalu kadang tentang ayahnya, laki-laki itu adalah penyebab semua ini terjadi. Bukan begitu?

"Sakit lagi?" itu Satria. Cowok itu mengambil tempat disamping Senja.

"Iya, bentar lagi mati." sontak dia menoleh. Gadis disampingnya masih tak bergeming dengan tatapan lurus kedepan. "Biar apa ngomong gitu? Lo masih punya utang sama gue kalau lupa."

Senja menghela nafas panjang. Tak menjawab ucapan ketua OSIS berandalan itu. Karena apa yang Satria katakan memang benar adanya. "Ada apa?" 

"Nggak ada apa-apa."

"Pendem terus aja sampai mampus." hardik cowo berjaket hitam itu dengan tampang sinis. Senja mencebik kesal menyaksikan kesabaran Satria yang mirip dengannya.

"Capek gue, sumpah." gadis itu bergumam pelan, "Capek nolak Nathan?"

Senja menoleh tak santai. Menatap tajam cowok tampan menyebalkan disampingnya, "Kita bahas apa, sih?"

"Nathan baik, Ja."

Dia menghembuskan nafas kasar. "Gue tau,"

"Dia juga sabar buat ngadepin cewek rada gila kayak lo. Kasih dia kesempatan. Gue yakin dia beneran cinta sama lo." begitu kata Satria. Cowok itu punya firasat baik atas Nathan.

Senja diam. Tiga bulan mereka saling mengenal, dan Nathan memberikan perlakuan yang sama seperti pertama kali. Bahkan lebih baik belakangan ini. "Nggak tau, lah. Pusing gue."

"Jangan terlalu lama digantung. Kasih dia kejelasan, senggaknya itu cara buat menghargai perasaan dia."

Kenapa sampai sini pembahasannya? Senja sendiri tak yakin dengan perasaannya. Dia masih takut untuk percaya cinta.

"Aneh nggak, sih, kalau gue takut sama cinta?" gadis itu menoleh, menatap Satria yang juga tengah menatapnya. "Gue takut punya pasangan, gue takut setiap kali ada orang yang ngaku punya perasaan buat gue." tambah Senja dengan sesak yang tiba-tiba bergabung dalam pembicaraan mereka.

"Siapa, sih, yang bikin lo kayak gini?" balas Satria memelankan suaranya.

"Cinta pertama gue,"

Mendengar itu, sudut bibirnya terangkat. Membentuk senyum samar yang terlihat terpaksa. "Ayah lo, 'kan?"

"Ternyata bener, ya? Banyak sosok ayah yang menghancurkan hati dan kepercayaan anak perempuannya, bahkan sebelum laki-laki manapun ngelakuin itu."

•••••

Dipulau lain, salah satu kota di Nusa Tenggara Timur. Ada laki-laki yang berjuang untuk pulang. Dia punya janji yang harus dipenuhi. Janji untuk pulang sebelum terlambat.

Danum SenjaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora