Suhaila / 12

11 3 0
                                    

***

enjoyy yuhu!!

***


Entahlah sudah berapa banyak tetes air mata Bulan yang keluar dari kemarin. Sudah sangat banyak dan melelahkan..

Siang itu..
Bulan memutuskan untuk menenangkan dirinya.

Bulan pergi ke tepian pantai depan restoran nya.
Pantai itu terasa sejuk walaupun sedikit panas.

Bulan merenung di bawah pohon kelapa yang rindang.
Bulan duduk sembari memejamkan matanya, meresapi kesejukan angin di tepi pantai itu.

"Kesejukan ini sangat nikmat yaa.. tidak menyakitkan. Walaupun menyapaku sedikit kencang, namun tidak mengagetkan dan tidak membuatku terluka, tepat sekali!" Gumam Bulan masih menikmati pantai disana.

"Menyakitkan itu, ketika kita terkejut dengan hal yang kita sebenernya sudah tau pasti akan terjadi. Bukan begitu?" ucap seorang pria, duduk disamping Bulan.

Bulan yang sedari tadi memejamkan matanya, spontan membuka matanya terkejut.

"Pak rafael?" ucap Bulan, menyadari atasan nya ada disana.

"Kenapa?" tanya rafael dengan menaikkan satu alisnya dan tersenyum

Bulan salah tingkah.
Karena senyuman rafael yang sangat manis dan matanya yang hilang ketika tersenyum.

"Maaf Bulan, saat itu.. saya sudah ada rencana ingin memberi tau  kamu tentang semua yang sudah terjadi kemarin. Tapi, saya lihat belakangan ini kamu sedang terlihat bahagia. Saya membatalkan niat untuk memberi tau mu. Dan maaf, jika kebatalan saya memberi tau kamu justru lebih menyakiti kamu" ucap rafael.

"Tidak apa apa pak, itu memang menyakiti saya. Tapi itu juga resiko saya sejak pertama saya memaksa tetap bersama dengan, Dika." Balas Bulan.

Rafael tersenyum tipis.

"Kamu sudah ada niat untuk melupakan Dika?" tanya Rafael.

"Mau tidak mau, secepatnya saya pasti lupakan Dika pak" jawab Bulan.

"Kamu bersama Dika sudah sekitar 5 bulan. Dika kenal wanita itu belum ada seminggu. Namun apa kamu tau, apa alasan Dika lebih memilih wanita itu dari pada kamu, wanita yang jelas jelas dia cintai?" tanya Rafael.

Namun hanya dibalas gelengan pelan oleh Bulan.

"Memang, cinta itu tidak bisa dipaksa. tapi kamu pasti tau alasan Dika memilih menikahi wanita itu" jelas rafael.

Tanpa respon dari Bulan. Bulan hanya menundukkan kepalanya.

"Tidak apa Bulan, ini demi kebaikan kamu juga. Percayalah, Dika tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja" pinta Rafael.

"Tidak ada maksud tanpa penjelasan pak rafael. dan sampai sekarang, jika aku sudah mengetahui semuanya, aku tetap tidak mengerti mengapa bisa, orang yang paling kita percaya, justru dia menanam luka paling dalam.." ucap Bulan.

Rafael tersenyum, mengusap punggung Bulan pelan.

"Ingat, tidak ada juga tujuan tanpa alasan. mungkin, tujuan nya adalah agar tidak melukai mu lebih dalam lagi? atau alasan lain?. namun, semua itu adalah maksud tanpa penjelasan yang kamu maksud kan?" ucap Rafael.

Bulan tidak mengerti dan hanya mengernyitkan dahi nya.

"Semua nya ada alasan dalam setiap tindakan nya. yang dilakukan Dika juga ada alasan nya. dia orang yang paling kamu percaya, namun melukaimu sangat dalam. dan, kamu belum tau apa alasan dan tujuan Dika, menyakitimu. begitu kan?" tanya Rafael.

SuhailaWhere stories live. Discover now