Final Examination

6 2 0
                                    

Arteri berenang sampe jam setengah 11 siang, abis itu kita langsung mandi gantian dan beres-beres sebelum check out. Kita makan siang lagi di Glamping, Rancabali. Agak jauh emang dari Kota Bandung yang kita tempatin sekarang, but that's okay. Worth it kok perjalanannya. Kita makan di sana sambil liatin tepi danau. Di sini juga ada kayak tenda-tenda vila di atas danau. Ih, mantep banget pasti!

"Kapan-kapan nginep di sini yuk, Ri?"

"Kan. Mulai ketagihan kan."

"Hell yeah, I just ask you to stay over, not for have sex."

"Including?"

"No, bitch."

"Haha, okay. I'll be waiting you to ask me first."

"Lol." Our relationship is far different from the first time we met. No more affection, just physical interaction. We don't have a relationship though. That seems wrong.

Kita udah selesai makan dan tinggal tunggu makanannya turun ke perut. Aries nge-chat gue dan ajak jalan sore ini. Aduh, kenapa dia gercep banget? Tardulu.... Sekarang udah jam 1. Gak keburu kali gue sampe Nangor terus pergi lagi. Gue bilang aja buat pergi nanti malem mumpung besok gak ada UAS tertulis.

"Ri, jangan lama-lama lah. Gue mau belajar buat UAS nih!"

"Sini belajar bareng sama gua di apart. Apa sih emangnya? Pengantar Ilkom? Dasar Penulisan? TPB? Apa aja lahh gua bisa!"

"Gak akan belajar kalo di apart lo."

"Uuuhhh, HAHA! You're dirty minded, Vena."

"You."

"Haha. Meet me tomorrow."

"No. Gue mau fokus UAS."

"I see, I see. Okay. Let's have fun with the final exam! I will be waiting for ya before you go back to Jakarta."

"Jeez! Vena jadi ke sini gak?"

"Hmm. Gua akhir-akhir ini curiga sama dia, jadi gak cerita-cerita lagi."

"Curiga kenapa anjir? Dia baik banget gitu! Lo masih dikasih uang sama dia kan?"

"Ya iya sih. Abisan dia kayak ngegali banget info tentang gua."

"Dia peduli sama lo lah! Ada-ada aja lo curiga sama adek sendiri! Nothing to lose juga kan kalo emang dia cerita?"

"Wah gilaaaa! Kalo bapak ibu gua tau apa yang gua ceritain ke dia sih gua bakal beneran mati berdiri, Ven!"

"Lo selalu ngomong kayak gitu. Bisa aja itu semua cuma ketakutan lo, Ri! Mungkin emang cara menyampaikan rasa sayang orang tua ke anaknya gitu."

"Why did you gaslighting me? Lu dulu gak gini, Ven. Lu dulu selalu ada di pihak gua!"

"Karena gue cuma tau sudut pandang lo!"

"Terus sekarang lu tau sudut pandang siapa?"

"Your sister. Your family!"

"No! Itu gak semuanya! Mungkin adek gua berubah sedikit, tapi bukan berarti ibu bapak gua juga sama kayak dia! No! You don't know about it! Oh my Godness, Vena!" Arteri sedikit menjauh dari gue. Gue gak tau apa yang salah sama kita, tapi akhir-akhir ini kita gak bisa banget berdiskusi.

"I don't know, Arteri. I just want to discuss something with you since we weren't talking serious for a long time. Kita cuma bisa bersama ketika ada sesuatu yang mengarah pada seksual daripada hal-hal ringan dan diskusi tentang kehidupan. Akhirannya kalo enggak ribut, ya balik lagi ke arah seksual. What's wrong with us?"

Arteri dan VenaWhere stories live. Discover now