Forgive

7 2 0
                                    

"Psstt psttt! Ke kamar gue dong. Ada di lorong arah tangga ke lantai 2. Lurus aja dari ruang tamu."

"Are you sure you want me to sleep with you in your parents' house?"

"It's okay. Pintunya gue kunci kok nanti. Lo keluar pas mereka belum bangun. And by the way, untuk saat ini kayaknya mereka gak terlalu consent ke situ."

"Mau gimanapun situasinya pasti mereka tetep gak suka, Ven anaknya tidur sama lawan jenis."

"Wait, are you sure we will sleep? I want to tell you a million of stories."

"Whatever is that, but are you sure with the consequences?"

"Are you sure about me?"

"Okay. I'm on the way." YAASSHHHH!

Gak lama kemudian, ada yang ketok pintu kamar. Bener aja itu Arteri. Langsung gue suruh masuk dan kembali kunci pintunya. Langsung gue peluk diaaaaa dan menumpahkan emosi yang belum gue sampaikan ke dia. Kita duduk bersandar di kasur sambil pelukan. Gue menaruh kepala gue di pundaknya dan tangan Arteri juga melingkar di pinggang gue. Ini adalah zona paling nyaman gue! Rasanya gak mau keluar dari zona ini. Dia elus tangan gue, tapi dia kaget ketika liat ada bekas cutting di sana.

"WHAT DID YOU DO, RAVENA?!" Bahkan dia sampe mengubah posisi duduknya berhadapan sama gue sambil tetep megangin lengan kiri gue.

"I don't know... it just...happened."

"How can this cross your mind?!"

"I don't know.... I feel like I can scream, cry, and relax after I did it." His expression is so sad.

"No way, Vena.... I stopped this because of you! You can't do this!"

"Yeah, I won't do this anymore...."

"Please.... Let's stop it together" He's begging.

"Yes, Arteri Fernando." I looked him deeply. He bit his lips a little while looking at me too. Oh, shit! Please gimme that lips!

"I never thought love can heal the pain so quickly." I got closer to him. He knew what we want to do. So he kissed me. FINALLY, ARTERI FERNANDO! FINALLY I CAN TASTE THIS LIPS! OH MY GODNESS! THAT WAS SINFUL! BUT I FEEL LEVITATING! This is the heaven in the world!

"Sorry...." He stopped it.

"NO!" I kissed him again. We were kissing for a long time. This is my first kiss. I never feeling so deep in love with someone! Oh my God, Arteri! How can you do that to me? That's a crime.... Bener kata orang-orang. Yang berbeda agama itu lebih menggoda.

When the atmosphere getting hotter and we can't think straight anymore, suddenly there is someone knocking my door. Fuck! Kita langsung berhenti dan sontak liat ke pintu barengan.

"Kalo itu mami papi gue, lo mau hadapin atau mau ngumpet?" PANIK PANIK PANIK!

"Kalo hadapin, apa konsekuensi yang akan gua tanggung?"

"We won't be able to meet again."

"No. I prefer not to against them."

"Okay... SO HIDE! Hurry!" Arteri langsung loncat dari kasur dan mengumpat di samping lemari. ADUH ADUH ADUHHHHH! Plis, mami sama papi ngapain malem-malem gini ke kamar? Ya ngerti sih mereka pasti khawatir sama gue dengan kondisi kayak gini.

Ketika gue membuka pintunya, ternyata bukan mami papi di depan sini, melainkan Hanif. AHHH APAAN SIH! Langsung bad mood banget padahal semenit yang lalu gue merasa di surga. Gue tutup lagi pintunya, tapi dia tahan.

Arteri dan Venaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें