Hanif

12 2 0
                                    

Hari ini, gue balik jam 3 sore. Ada rangkaian osfak jam 4, jadi langsung bawa perlengkapan osfak biar gak pulang dulu. Semoga hari ini Arteri ikut rangkaian. Gue chat katanya sih hari ini dia mau masuk kalo emang udah dibolehin masuk. Kata Teh Andin dan Kang Ale suruh tunggu kabar selanjutnya aja.

Pas istirahat siang, gue sama temen-temen gue ke kantin, terus gue papasan sama Hanif. Dia lagi bawa batagor sama minuman dan laptop gitu. Bantuin lah ya, kasian ribet haha.

"Perlu bantuan gak, Nif?"

"Cuma ke meja sana kok gak papa santai," tapi ekspresinya ekspresi minta bantuan haha.

"It's okay, sini aku bawain minumannya." Akhirnya dia kasih gue minumannya dan kita berjalan ke meja dia sama temen-temennya. Duh, gue takut dikira caper deh, padahal emang iya HAHA.

"Eh, di meja yang kosong aja deh, Ven. Di belakangnya."

"Oh, oke." Gue taruh minuman di meja yang kosong. Hanif duduk dan taro laptop sama batagornya di situ.

"Kamu mau makan juga gak? Di sini aja."

"Aku bareng sama temen-temen aku kok."

"Gak papa, sini aja. Aku juga bareng sama temen-temen aku tuh tadi, tapi enakan di sini aja." Hmmm bisa ya modusnya.

"Okey. Aku pesen katsu dulu."

"Siap, Vena."

Sambil nunggu antrian katsunya, gue samperin ke meja temen-temen yang lain buat izin gak ikut makan bareng mereka. Setelah itu baru gue ambil katsunya dan balik ke meja Hanif. Humm, jujur gue gak tau harus ngapain. Gue gak mau mempermainkan dua hati meskipun semua ini penuh teka-teki dan ketidaktahuan. Hanif taunya gue deket sama Arteri sebagai sepupu, Arteri taunya gue deket sama Hanif cuma buat nolongin dia. But who knows the truth? I don't know neither.

"Abis ini ada kelas lagi, Ven?"

"Ada."

"Nanti rangkaian dateng kan?"

"Dateng dong. Aku udah izin satu hahah."

"Iya betul. Masih ada 5 rangkaian lagi sama hari ini. Dua minggu depan rangkaian terakhir. Make sure kamu harus dateng ya. Bakal seru banget tuh!"

"Wihh! Haha. Hari apa rangkaian terakhirnya?"

"Tunggu aja pengumumannya haha. Nanti spoiler kalo aku kasih tau. Gak seru lagi."

"Ahaha. Soal Arteri gimana? Dia bisa masuk rangkaian lagi?"

"Euhm, itu masih ada sidang lagi sih, soalnya ternyata ada beberapa anak juga yang perlu kita bahas. Kalopun emang bisa masuk, mungkin bukan hari ini." Humm....

"I owe you, okay....? Kemarin mami papi aku ke Nangor. Baru pulang pagi ini. Kita ke Bandung sama Arteri juga dan ngomongin ini. It's a bad news for them kalo sampe beneran berpengaruh sama sidang kelulusan. Orang tuanya Arteri pasti juga kepikiran kalo mereka tau."

"Sebenernya, Ven, ini gak berpengaruh sama sidang sama sekali. Cuma ancaman panitia aja supaya semuanya nurut. Kita kan udah capek-cape bikin rangkaian untuk kalian, kalo kalian gak menghormati kan sakit juga. Jadi kita bikin ancaman itu supaya kalian nurut. Tapi jangan bilang ke siapa-siapa termasuk Arteri ya. Tanggung tinggal 2 minggu lagi. Ini buat kebaikan kalian semua juga. Banyak info dan pengalaman yang bisa kalian dapetin di osfak. Syarat ikut UKM fakultas juga lulus osfak." LICIK BANGETTTTT! Gue langsung naik darah HAHA! Tapi berusaha tenang dan enggak menghakimi karena apa yang dia bilang ada benernya juga.

"Oalah haha. Ya mungkin ancamannya jangan semenakutkan itu kali ya. Kan jadi beban buat kita yang mungkin enggak sefit itu buat ikutan semua rangkaian."

Arteri dan VenaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ