19. BINTANG DI LANGIT

28.7K 4.2K 3K
                                    

— Haii gengss! Sebelum membaca yukk SPAM "ALDEN" dulu di sini yaa

Jam berapa kamu membaca part ini

Username/nama mana aja yang baca part ini

Berapa tgl lahirmu

— 5 Emoji Favoritmu Saat Cerita Ini Update

  Dan please penuhi dan isi tiap in-line paragrafnya dengan komenanmu yaaa! Ready untuk membaca part ini?

19. BINTANG DI LANGIT

"Kita selalu punya seribu alasan untuk bertahan walaupun itu tampak sulit." — Harmony

Alden Nicholas Grahasa: Lagi di mana sekarang?

Alden Nicholas Grahasa: Gue jemput sekarang kalau lo gak bales-bales chat gue

Alden yang baru keluar dari mobil masuk ke dalam sebuah club malam karena mendengar dari Max kalau Flora ada di sini. Diskotik itu sangat bising. Kehidupan malam ini sungguh gegap gempita. Tentu saja Alden khawatir dengan Flora karena ini sudah larut malam.

"Lo ngapain di sini?" tanya Flora, mabuk parah namun samar-samar masih bisa melihat Alden.

"Ayo pulang," alih-alih memarahinya. Alden justru mengajaknya.

"Dia dateng Den," Flora mengingau saat Alden memapahnya keluar—melewati lalu-lalang orang. "Kenapa dia harus dateng lagi ke sini? Kenapa dia harus dateng lagi ke sini Den?" nada suara Flora terdengar semakin sedih. Namun Alden tidak tahu siapa maksud perempuan itu.

"Siapa?" tanya Alden.

Namun Flora sudah tertidur membuat Alden memandang wajahnya yang memerah dengan napas yang panas lalu menggendongnya untuk sampai ke kursi depan mobil dan mengajaknya untuk pulang. Malam ini bintang-bintang pun tampak bertebaran di langit. Sebenarnya Flora tipe cewek cukup kuat bahkan menghadapi dunia malam. Tapi kalau sudah seperti ini pelariannya pasti ada yang tidak beres dengannya.

"Siapa lo?" tanya seseorang saat Alden membawa dan menggendong Flora pulang.

"Harusnya gue yang tanya lo yang siapa?" Alden lebih sengit menghadapinya.

"Mabuk dia? Bisanya cuman mabuk. Pergi seenaknya. Pake uang seenaknya. Bermasalah di sekolah. Dipanggil BK. Egois mentingin dirinya sendiri." cowok itu meminum minumannya. Kalau saja Alden tidak sedang membawa Flora saat ini sudah pasti tangannya melayang untuk menghantam wajah cowok itu.

"Terus kalau dia egois emangnya dia ngerepotin lo?" tanya Alden.

"Lo siapanya? Oh lo pacarnya? Gue Geovano kakak tirinya," cowok itu tidak disambut hangat oleh Alden.

Alden malah membawa Flora untuk menuju ke kamarnya. Pakaian Flora yang violet dengan aksen manik dan bulu-bulu dengan potongan lengan pendek membuatnya tampak berbeda. Alden menyelimutinya. Cowok itu justru memastikan Flora benar-benar nyaman lalu meninggalkannya.

"Lo belum jawab perkataan gue," Geo menghentikannya.

"Lo bisa keluar dari sini?" Alden malah mengusirnya dengan wajah yang gerahamnya mengetat. Menunjukan ketidaksukaan pada kesan pertama. "Keluar sebelum gue—"

Geo dapat melihat raut wajah cemburu di wajah Alden. "Okay gue keluar. Gue cuman mampir sebentar." ia lalu menghabiskan minumnya dan bersiul menuju ke pelataran mobil untuk menghidupkan mobilnya dan pergi dari sana. Alden yang memandang itu di teras rumah tidak bisa menahan kekesalannya.

HARMONY [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now