12. GUESTAVO & SHOUTER | PERTAMA

40.9K 6.2K 11.9K
                                    

Haii guys!💖😍🏴‍☠️🏴‍☠️ Jam Berapa Di Tempatmu Saat Kamu Baca Cerita / Part Ini?

Siapa Aja Username / Nama Kamu Yang Hadir Baca Cerita/Part Harmony Ini?

Berapa Angka Terakhir Baterai Hpmu Saat Ini?

Kamu Berasal Dari Kota / Domisili Manaa?

#OhiyaGuys di sini aku mengganti nama salah satu temen Alden dari Derrel jadi Genta Sebastian agar mudah juga bagiku mengingatnya. Mohon dipake & diingat juga okeey?

Sebelum Memulai Ayo Sini Dulu Isi 1-10 Tanda / Emoji Saat Kamu Tau Cerita Ini Update Lagi

Siap Mengisi Setiap In-Line Paragrafnya Dengan Komentarmu?❤

Siap Mengisi Setiap In-Line Paragrafnya Dengan Komentarmu?❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

12. GUESTAVO & SHOUTER | PERTAMA

If you really want to be happy. You must have a positive mindset.” — Alden Nicholas Grahasa

Flora berdiri di atas rooftop sekolah saat ia melihat motor ninja Alden melintasi gerbang. Motor itu tak hanya membawa nama tapi juga banyak orang di belakangnya. Flora duduk di sana dengan santai. Bukannya panik ia justru senang karena bisa mendapat tontonan yang menegangkan.

“Minggir! Minggir gak lo semua?!” itu suara Max menghalau kerumunan.

Seseorang tertawa. “Anak geng baru aja lo belagu,” suaranya di seberang.

“Lah daripada lo! Gak kenal kok nantangin? Gabut banget lo? Mending sini nyapu di sekolah gue biar ada kerjaan,” ujar Ben.

“Biar ada aja yang diributin,” komentar Juven sedikit sambil berdiri dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celananya.

“Ribut amat ngab. Kaya gak ada kerjaan. Bah emang gak ada kerjaan kali ye?” Genta berkomentar.

Damian hanya memandang adik-adik kelasnya dengan tatapan kagum—seolah memang mereka berani karena ada Alden sebagai penyokong mereka.

“Mana yang kepilih jadi ketua?” tanya Franco to the point.

“Gue,” Alden bersuara di depannya. “Ada perlu apa sama gue?”

Franco terkekeh sinis. Seolah mengejek Alden di depannya langsung. “Yang kaya lo? Anak mami lo? Muka kaya lo cocoknya diem di rumah aja gak usah ikut pertemuan-pertemuan kaya gini,” celanya.

Tapi Franco melihat perubahan drastis dari raut wajah Alden. Cowok itu langsung kaget karena Alden tidak seperti apa yang ia katakan tadi. Alden masih diam saja. Tak membalasnya dan itu membuat Franco semakin menjadi-jadi menghinanya.

“Gue saranin. Kalau gak guna. Lebih baik lo pulang aja,” ujar Franco lagi pada Alden.

“Ketua geng lo ini ternyata modal omong besar aja?” ucap Alden. Hanya sekalimat namun mampu membuat Franco kesal sampai ubun-ubun.

HARMONY [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now