16 - Beruntung Bertemu

Start from the beginning
                                    

•••••


Perkelahian antara sepasang sejoli yang berada tak jauh darinya membuat dia makin frustasi. Mengganggu saja.

Dia tak mau ambil pusing, meski sesekali melirik untuk memastikan. Karena dari yang terlihat nampak perempuan itu memberontak hingga mendapat sebuah tamparan dari pasangannya.

Kerutan dikeningnya tercipta jelas. Dia mendekat dengan langkah panjang, hanya akan menegur. Mau bagaimanapun perempuan tetap harus diperlakukan dengan layak meskipun dalam hal seperti ini.

"Whoaa!" perempuan itu didorong hingga nyaris tersungkur, beruntung dia sempat menahannya. "Jangan kasar, Bro!" dia menegur kesal.

Cowok itu menatapnya sangsi. Lalu mendekat hanya untuk menepuk bahunya sekilas, "Ambil, gue nggak sudi pakai cewek kayak dia."

"What the fuck---" dia hendak menahan cowok itu, tapi urung begitu perempuan yang ia rengkuh mencoba melepaskan diri.

Perempuan tadi menyugar rambutnya kebelakang. Menudingnya dengan mata merah berkaca-kaca, "Jangan pegang gue."

"Bajingan lo semua!" pekiknya kuat hingga nyaris terjatuh, lagi. Perempuan itu kembali tertunduk dengan tangan yang menyangga kepalanya.

"Senja?!" suaranya meninggi karena kaget bukan main. Bagaimana bisa gadis polos itu sampai sini?

Senja mendongak begitu mendengar namanya disebut. Matanya yang merah menyipit tajam kearah cowok dihadapannya. "Hai...," ucap gadis itu disertai senyum kecil.

Nathan melongo tak percaya. Dia bahkan mengusap wajahnya berharap bukan Senja yang kini bersamanya, atau ini hanya halusinasi karena efek wine yang dia minum.

"Ja... Lo mabuk?" Nathan mendekati gadis itu, merapikan rambut Senja yang berantakan. Pipi tembab sang gadis nampak memerah karena ditampar tadi.

"Jawab gue, lo minum?" cecar Nathan sambil menjaga tubuh gadis itu agar tetap berdiri tegak. "Minum? Minum apa?"

Tubuh Nathan menegang begitu sang gadis menubruk dada bidangnya, Senja mendongak. Dengan senyum lebar yang nampak begitu ringan tidak seperti biasanya. "Gue suka minum---matcha. Iya, suka banget."

Nathan mencium bau alkohol dari mulut gadis kesukaannya. Dengan segala iman yang dia punya, Nathan menangkup wajah Senja. Menatap manik almond itu dengan usaha penuh agar matanya tak berkeliaran kearah lain.

"Lo tadi minum apa? Jawab gue!" sedikit meninggikan suara agar Senja bisa memperhatikannya. Bibir itu ditekuk dengan alis bertaut. Dia mengedikan bahu sekali, "Itu tadi---apa, ya?"

"Nggak tau, dia maksa!" teriak sang gadis tiba-tiba kesal. "Sakit, panas, nggak enak." Senja meracau dengan wajah marah. Lalu dengan kasar dia menarik leher Nathan agar mendekat. Satu tangannya yang lain menunjuk bibirnya, ada luka disana.

"Lihat, sakit ini. Kena botol, itu tadi ngasih minumnya kasar. Nggak suka!"

Fuck!

Nathan mengumpat dalam hati. Mengesampingkan bagaimana posisi mereka yang begitu membahayakan ke-imanannya, Nathan cukup kalut saat ini.

"Lo dicekokin, Ja!"

Senja mengernyit. "Cipokin? Apa itu?"

Danum SenjaWhere stories live. Discover now