Chapter 3

78 9 3
                                    

------ [Kirito POV] ------

"Stay Cool. Kirito"

Didalam mimpi ku. Aku mendengar kan suara dia. Sebuah suara yang tidak bisa ku lupakan sampai sekarang. Aku mulai melihat asal suara itu berasal dari seorang laki-laki. Dia memiliki rambut pirang dan mata hijau. Pakaian yang digunakan oleh laki-laki itu memiliki design yang sama seperti punya ku, namun beda nya warna pakaian yang dikenakan laki-laki itu adalah warna biru.

Aku kembali melihat wajah laki-laki itu dimana wajah nya sangat pucat seperti seseorang yang mau mati. Aku melihat tubuh laki-laki itu dimana anggota tubuh bagian atas nya terpisah dengan anggota tubuh di bawah nya. Keadaan seperti ini sangat mustahil untuk disembuhkan.

Tapi beruntung. Semua ini hanyalah mimpi. Aku membuka mata ku sambil ditemani oleh suara burung berkicau. Aku memandang jendela dimana semua nya yang tadi gelap dipenuhi oleh cahaya-cahaya kecil, kini menjadi silau karena sinar matahari menyinari kota ini.

"Stay Cool". Lagi-lagi aku mendengar kan kalimat itu kembali. Sebuah kalimat yang sangat menyakitkan jika diingat kembali. Tapi, entah mengapa mendengarkan kali ini membuat aku sedikit bermotivasi.

Aku memandang kota dibalik jendela dengan senyuman kecil ku. Lalu aku bergumam."Baiklah...Eugeo"

------ [Kirito POV End] ------

Didalam kamar apartemen yang terletak di ujung, Kirito keluar dari kamar nya. Pemuda itu terlihat seperti belum puas untuk tidur. Kirito melihat ke arah jam dinding dan bergumam."Jam 6 pagi...Yah. Sangat jarang melihat aku bangun sepagi ini"

Setelah melihat jam itu, Kirito secara langsung mencium sebuah aroma. Sebuah aroma makanan yang bisa Kirito tebak merupakan sebuah makanan yang cukup untuk sarapan pagi ini. Dengan perlahan, Kirito mengikuti asal bau sedap itu sehingga bau sedap itu membawa pemuda berambut hitam ini ke sebuah dapur.

Kirito melihat ke dapur. Di dapur itu, Kirito melihat seorang gadis pendek berambut putih dengan ikatan rambut poni tail sedang memasak sebuah makanan berupa telur. Kirito memandang gadis pendek itu dimana didalam pikiran nya, dia teringat akan seorang perempuan yang merupakan seseorang yang penting bagi Kirito.

Gadis pendek yang lagi memasak itu, akhirnya selesai juga dalam memasak nya dan menaruh telur-telur yang gadis itu masak ke masing-masing piring yang sudah disiapkan nya. Setelah itu, gadis itu melihat ke arah Kirito dan mengatakan dengan nada lembut."Oh... Selamat pagi"

(Kirito)"Lily...Yah. Selamat pagi juga"

Lily memperhatikan keadaan Kirito. Nampaknya Kirito masih belum puas dalam tidurnya. Tapi kenapa Kirito bangun jam seperti ini jika Kirito masih mengantuk? Apakah pemuda itu sedang bermimpi buruk?

"Kirito. Apakah kamu masih mengantuk?"Lily memberikan pertanyaan kepada Kirito.

Kirito yang mendengar nya, sedikit menguap sebelum menjawab."Sedikit saja. Kenapa?"

(Lily)"Tidak... apa-apa. Apakah si penyihir itu bangun?"

"Aku disini"
Kirito dan Lily dikejutkan dengan Elaina yang tiba-tiba muncul dibelakang Kirito. Karena Kirito adalah orang yang paling dekat maka dia secara sontak sedikit berteriak sebelum menyadari keberadaan gadis itu. Elaina menghela nafas dan melihat ke arah Lily. Begitu juga dengan sebaliknya.

The 20XX World WarWhere stories live. Discover now