3.1

108 16 27
                                    

Rein's Story

🚂🚂🚂

Pagi ini Rein sudah siap dengan baju olahraganya tak lupa sepatunya. Dua buah sepeda juga sudah siap di halaman. Satu buah sepeda lipat berwarna hijau muda dengan logo filosopi kopi yang menandakan produksi edisi kolaborasi dan satu buah riding bike warna hitam kado ulang tahun darinya milik Raihan.

"Mbak, minumnya udah di taruh sepeda?" tanya Mamanya dari dalam rumah.

"Sudah, Ma!" jawab Rein dengan sedikit meninggikan suara. "Ayo Han, keburu terang!" teriak Rein lagi.

"Sabar, ih. Pakai sepatu dulu," jawab Raihan seraya sibuk mengikat sepatu miliknya.

Rein menyalakan mode olahraga sepeda pada smart watch miliknya dan tak lupa menyalakan aplikasi di ponselnya untuk merekam jarak acara riding pagi ini.

"Ok, yok, Mbak!" ajak Raihan yang sudah siap dengan sepedanya.

Tepat pukul lima pagi mereka berangkat dari rumahnya menuju Stadion Maguwo di daerah utara sana. Selain menuju area olahraga Rein juga ingin berburu jajanan di sana.

Sejak keluar gang rumahnya, Rein disapa oleh para tetangga yang ternyata juga memilih olahraga bersepeda pagi itu.

"Pagi Mbak Rein, tujuan pagi ini ke mana?" sapa tetangga yang tak lain juga masih dalam lingkar keluarga besar Eyang Kakung. Lelaki yang sudah memasuki usia lansia bernama Wijaya itu menjajari Rein. Sedang sosok lelaki seumuran Ayah Rein menjajari Raihan, Pakde Ilham panggilannya.

"Ke Stadion Maguwo, Mbah. Mbah ke mana?"

"Loh, podo (sama). Yok bareng wae."

Mereka pun beriringan menuju Stadion Maguwoharjo yang jaraknya kurang lebih 11 km. Menghemat tenaga mereka memilih diam. Sedang Rein, menikmati udara pagi Jogja setelah sekian lama absen. Sesekali mengambil ponselnya untuk memotret suasana pagi. Karena menggunakan sepeda, mereka memilih melewati jalur tikus atau masuk gang agar lebih menikmati kegiatan mereka.

"Mbak, aman? Katanya masih ngos-ngosan?" tanya Raihan saat mereka berhenti di lampu merah.

"Aman, di Semarang udah olahraga juga. Ngos-ngosannya gak terlalu kok," jelas Rein. Raihan mengangguk lalu mengajak sang kakak melanjutkan perjalanan.

Setelah 1 jam perjalanan dari tempat Rein dan Raihan berhenti tadi, akhirnya mereka tiba di Stadion Maguwoharjo. Stadion ini berada di Kabupaten Sleman. 7km dari Lanud Maguwo yang sekarang bernama Lanud Adi Sutjipto atau lebih dikenal dengan Bandara Adi Sutjipto.

Sekitar Stadion Maguwoharjo terdapat beberapa stand jajanan atau Street Food yang tak hanya khas jogja tapi berbagai macam daerah. Keramaian ini seperti layaknya SunMor-nya Jogja di area UGM.

Rein melihat beberapa orang yang sedang olahraga menuju area dalam stadion yang bebas dari penjual. Rein dan rombongan pun juga beriringan masuk bersamaan dengan pengendara sepeda lainnya.

Setelah memutari stadion dua kali putaran. Rein memilih duduk di tepi stadion. Membiarkan adiknya memutari jalan lingkar stadion. Rein menarik napasnya dalam dan menghembuskan pelan. Dadanya mulai sesak. Ternyata masih ada gejala sisa. Hampir 2 bulan sejak dia dinyatakan sembuh klinis. Satu bulan pertama untuk naik tangga yang lalu ia kewalahan. Sesak sekali dadanya. Padahal ia sudah menjalankan olahraga rutin juga latihan napas untuk mengurangi rasa sesak.

"Mbak, kamu nggak papa?" Suara berat seorang laki-laki membuat dia mendongakkan kepala. Kedua matanya membulat saat melihat sosok yang berdiri di depannya.

"Eh? Mas Tara?" tanya Rein seraya meraih botol minum yang ada di sisinya ternyata sudah habis.

"Ini minum aja!" Tara menyodorkan satu botol air mineral yang masih bersegel untuk Rein. Sebelum ia serahkan, lelaki itu sudah membuka tutupnya agar memudahkan gadis di depannya minum. Gadis berhijab itu hanya mengerjapkan mata melihat perilaku Tara.

"Makasih ya, Mas," ucap Rein setelah meneguk air mineralnya.

"Kayaknya tadi agak sesek ya, Mbak?"

"Oh, iya, Mas. Sedikit. Habis kena covid kemarin masih ada gejala sisa. Ya, gini masih sesak napas kalau aktifitas agak berat."

"Loh kapan? Saya juga penyintas," ujar Tara seraya duduk menjajari Rein.

"Juli kemarin. Eh, Masnya kapan?"

"Saya pertengahan Agustus kemarin. Tapi gejala sisanya gak kaya Mbak, sih."

"Alhamdulillah itu. Eh iya, Masnya olahraga di sini?"

"Iya, lari saya, Mbak. Mbaknya nyepeda dari rumah?"

"Iya, 11 km tadi ditambah muterin stadion."

"Lha itu, Mbaknya langsung dihajar nyepeda sejauh itu sih. Harusnya bertahap. Kasihan fisikmu, Mbak. Kemarin juga Mbaknya kan jalan dari Stasiun, nggak capek?" Rein hanya diam menatap lelaki di hadapannya itu mengomel.

"Hehe, dikit."

"Itu nggak dikit. Harusnya dijaga tuh fisiknya." Rein pun tertawa mendengar omelan lelaki itu.

"Kenapa ketawa?"

"Nggak papa. Cuma baru ini orang baru kenal tapi ngomelnya kayak pacar sendiri."

"Jadiin pacar juga ndak papa."

"Hah!" Rein sontak menoleh. Menatap Tara dengan serius. Tara hanya tersenyum.

"Haha, ekspresimu kayaknya perlu diabadikan," celetuk Tara membuat Rein sedikit malu.

Tara bisa melihat kedua pipi perempuan itu memerah. Ia semakin yakin sosok perempuan di sisinya ini adalah sosok perempuan yang sama. Perempuan yang dulu ia temui secara tak sengaja bahkan terkesan lucu.

Tara dan Rein mengobrol berdua di tepi jalan. Setelah istirahat cukup dan terlihat dari wajah Rein bahwa gadis itu sudah nampak baik-baik saja. Lelaki itu mengajaknya untuk mencari jajanan yang dijual di luar area stadion.

"Saya kirim pesan ke Raihan dulu, Mas," ujar Rein seraya mengeluarkan ponselnya.

"Raihan?"

"Adik." Tara mengangguk lega.

Tara menggaruk lehernya karena menyadari bahwa ia malah senang mendengar sosok perempuan ini tak datang bersama kekasihnya. Tunggu, keberadaan cincin di jari juga tak nampak bersama kekasih bukan sebuah tanda bahwa gadis ini masih sendiri. Siapa tahu hati gadis ini sudah menjadi milik orang lain?

"Mbak, ada yang marah nggak saya jalan sama Mbak?"

"Haha, santai. Siapa yang marah, saya masih sendiri kok." Tara pun tersenyum lebar.

🚂🚂🚂

Halloo, malam ini saya kembali membawa ceritanya Rein. Siapa yang menanti kisahnya?

Seperti biasa double update. Saya keasyikan liburan, sedang napak tilas liburannya Mbak Rein 😅🤣. Siapa tahu juga ketemu Mas Arka 🤭😅.

 Mbak Rein lagi jalan nih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mbak Rein lagi jalan nih. 💃🏼💃🏼

💙💙💙

Jogjakarta, 22/1/2021

City Series: YogyakartaWhere stories live. Discover now