Penutupan Rapat Nasional

593 45 4
                                    

Hello, akan ada sedikit adegan 18+! Untuk usia di bawah 18 tahun bisa skip part ini ya. Read at your own risk. Happy reading!

Pulang - 15.00

Jika diibaratkan dunia milik bersama sedang yang lain ngontrak, itu benar-benar terjadi. Gianno yang sedang dimabuk asmara itu izin untuk tidak bergabung di mobil panitia. Alasannya, tentu saja ingin pulang bersama dengan Merwyn. Namun, ia tidak memberitahukan alasan sesungguhnya. Bisa-bisa acara nge-date pertama mereka gagal kalau jujur.

"Lo yakin nggak bareng kita? Dijemput siapa sih?" Edwin dengan nada khawatirnya berdiri di samping Gianno yang sedang gelisah.

"Ada saudara gue deket sini rumahnya, sebentar lagi sampai kok. Kalian balik duluan aja!" kata Gianno sedikit mengusir kawan-kawannya untuk segera pergi.

"Gue nggak tenang kalau ninggalin lo sendiri, Gi. Kita bakal tunggu sampai saudara lo jemput," Bre dengan santainya bersandar di kap mobil seraya memakai kacamata hitamnya.

"Kalian kenapa jadi tiba-tiba care gini sama gue? Gue fine kok nunggu sendiri, ini udah jam segini buruan balik biar kalian istirahat," Gianno mendorong Edwin untuk segera memasuki mobil.

"Gi, you sound suspicious to me. Nggak lagi nyembunyiin sesuatu kan?" Kamil dan segala pikirannya.

Kawan-kawan Gianno benar-benar berbeda dari biasanya. Mereka akan langsung pergi meninggalkannya jika pulang kantor. Bagaimana bisa sekarang tiba-tiba perhatian?

"I'm fine, Mild. Udah ya, nanti keburu macet jalanan," Gianno tersenyum menenangkan kawannya itu.

Akhirnya, semua panitia pergi meninggalkan Gianno sendiri di lobi hotel Y. Tidak hanya panitia saja, namun seluruh peserta rapat nasional sudah meninggalkan hotel Y, kecuali Merwyn.

Tak lama sepeninggal tim panitia, mobil Merwyn memasuki area penjemputan. Si Mas Manager Brand itu lalu turun dari mobil dan membukakan pintu untuk kekasihnya.

"Silakan pangeran.." Merwyn dengan senyum mengembang mempersilakan kekasihnya itu masuk.

"Mas, astaga." Gianno yang malu langsung buru-buru masuk ke dalam mobil. Merwyn menutup pintu penumpang lalu berlari kecil menuju kursi kemudi.

"So?" Merwyn selalu dengan kata andalannya.

"Soooo, Mas antar saya ke rumah?" Gianno memasang seat beltnya.

"Mau extend menginap satu malam lagi?" tanya Merwyn antusias.

Dengan dahi mengernyit tanda ia bingung, Gianno menjawab, "Hm, nginap di hotel ini lagi?"

"No, di apartemen saya." jawab Merwyn mantap dan langsung menancap gas untuk segera pergi dari lingkungan hotel Y.

Si manis di kursi penumpang tidak menjawab apapun. Ia hanya berdoa semoga Merwyn bisa mengontrol pikiran dan hasratnya.

Sejak kejadian semalam, Merwyn terus bertingkah seperti anak bayi yang haus. Iya, haus! Rengekan Merwyn untuk minta sun, minta peluk sebelum mandi, dan minta untuk mandi bersama. Membayangkan rengekan manja Merwyn, Gianno tersenyum tak percaya.

Merwyn mengakui selama hidupnya ia belum pernah jatuh hati pada siapapun. Sekalinya ia jatuh hati saat ini, ia ingin mengekspresikan semua yang ia rasakan pada Gianno, termasuk rasa penasarannya pada itu.


Apartemen B, milik Merwyn - 16.30

Pintu unit apartemen terbuka dengan kasar, pasangan yang baru saja meresmikan hubungan mereka itu tampak tergesa-gesa. Keduanya sibuk.

Rapat di Bulan NovemberWhere stories live. Discover now