Rapat Nasional: Malam Pertama

371 38 8
                                    

Kamar 208, Hotel Y - 22.00

"Win, sini nonton dulu lah. Cupu lo baru jam segini mau tidur," Bre yang dibantu Mikesirri sedang mengusili Edwin untuk ikut menonton bersama film horor yang sudah Kamil download di laptopnya. 

"Win kalau takut bilang aja," Gianno ikut mengompori Edwin agar mau bergabung.

"Ck ah berisik kalian. Besok masih hari kedua, stamina gue harus terjaga." Edwin malah menarik selimut menutupi tubuhnya.

Saat ini, seluruh panitia sedang berkumpul di kamar Bre, Edwin dan Giano. Bukan untuk evaluasi hari pertama melainkan untuk bersenang-senang mumpung nginep bareng kata Bre. Tim panitia rapat nasional ini sudah menyiapkan proyektor yang mereka bawa dari kantor untuk menonton bersama. 

"Lo nggak bawa cemilan, Gi?" Kamil menepuk paha Gianno. 

"Ada mie cup, mager nyeduhnya." jawab Gianno santai. 

"Gue bisa seduhin, laper banget tadi makanannya kurang." Jaime dengan semangat mengobrak-abrik tas plastik berisikan mie cup itu. 

Para bujang akhirnya baru bisa tenang menonton film setelah mie cup terseduh sempurna. Masing-masing memegang mie cup dan sudah fokus dengan adegan horor yang tersuguh di dinding. Adegan seorang perempuan yang sedang mengintip suatu lubang dan tiba-tiba saja.....

Tok tok tok...

"Woy! Asli kaget gue, siapa sih!" Mikesirri yang sedang dalam mode ketakutan, terkejut dengan ketukan pintu kamar.

"Begitu doang kaget lo? Cupu banget," Gianno turun dari kasur lalu bergegas membuka pintu kamar.

Ketika pintu kamar terbuka, betapa terkejutnya Gianno melihat siapa yang mengetuk. Bukan! Bukan hantu melainkan si Mas Manager Brand yang hanya mengenakan kaos dan celana pendek. 

"Eh? Pak Merwyn! Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Gianno dengan nada canggungnya.

"Saya dengar dari Pak Joe, tim panitia menyediakan obat. Saya boleh minta?" Merwyn menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Ah, Pak Merwyn sakit? Sebentar Pak!" ada nada cemas tersirat dari jawaban Gianno. Selanjutnya, ia langsung mencari kotak obat miliknya. Iya, miliknya! Bukan yang sudah disediakan oleh tim panitia. 

Kegiatan mencari kotak obat ini disaksikan oleh kawan-kawan tim panitia. Mereka sudah tidak fokus lagi dengan film, kali ini Gianno dan rasa khawatirnya-lah yang menjadi fokus utama. 

"Siapa, Gi?" tanya Bre santai

"Pak Merwyn! Kayaknya sakit deh. Ini gue lagi nyari kotak obat gue mana sih?" jawab Gianno yang masih kerepotan. Tak lama berselang, akhirnya ia temukan kotak obat di tas ranselnya.

Gianno lalu berjalan menuju Merwyn lalu menutup pintu kamar. Ia tidak ingin kawannya yang lain melihat dirinya dengan Merwyn.

"Mas, ini obatnya. Mas Merwyn nggak apa? Pusing atau maag?" Gianno memberikan kotak obat pada Merwyn dan langsung diterima.

"Hahahaha.. saya nggak apa Gianno. Cuma sedikit pusing saja mungkin kepikiran laporan anak-anak." kekhawatiran Gianno dibalas dengan tawa renyah si Mas Manager Brand. 

"Haaah, pusing itu bukan cuma ya, Mas! Nggak bisa disepelein." ketus Gianno.

"Iya iya. Ini obatnya yang mana?" Merwyn membuka kotak obat milik Gianno.

"Yang warna merah. Mas bawa aja buat jaga-jaga kalau pusingnya kumat." Tak bisa Merwyn tahan lagi senyuman sumringah khas miliknya. Ia senang mendengar Gianno seperhatian itu padanya. 

Rapat di Bulan NovemberOnde histórias criam vida. Descubra agora