21 : My Mine

1.4K 101 18
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Selamat pagi sayang!" Sapa Perth cerah kepada Lenka, segera dia gendong Lenka menuju meja makan, mereka mau sarapan.

Kriet blamnnn...
Suara pintu terbuka, Perth bahkan tidak menyapa Meen. Kini Meen berjalan dibelakang Perth. Dia tatap lama seraya berpikir tentang perubahan sikap Perth yang drastis.

"Semalam papa pulang jam berapa?"

"Kenapa? Lenka menunggu papa ya?" Tanya Perth balik, gemes dia dengan putranya sehingga dia mencium gemas pipi tembem putranya.

Lenka mengangguk, semalam dia memang menunggu Perth pulang, dia mau tidur bareng dengan Perth.

Dugh dugh dugh...
Suara langkah kaki Meen cepat sambil menelepon, dia melewati Perth begitu saja.

"Daddy gak sarapan bareng kita?" Seru Lenka membuat Meen berbalik tanpa menghentikan acara meneleponnya.

Meen menggeleng di sela senyum tampannya.

"Kenapa?" Tanya Lenka sudah mewakilkan pertanyaan dari Perth.

Meen melirik Perth, sekilas, kemudian dia melihat Lenka.

"Maaf ya, hari ini Lenka sarapan pagi bersama papa saja!"

"Daddy buru-buru yah?" Tanya Lenka lebih jauh yang hanya di respon anggukan oleh Meen.

Cup!
Meen mengecup singkat pipi tembem Lenka, kemudian dia menatap Perth, hanya sebentar.

"Sekali lagi maaf ya nak!" Ucap Meen tidak jadi mengecup dahi Perth sebab akhir-akhir ini Perth sering menghindar ketika Meen menciumnya, bahkan ketika Meen ingin memegang tangannya pun Perth menghindar.

Lenka mengangguk dan Perth yang terdiam seribu bahasa.

Kini Perth hanya bisa menatap punggung lebar Meen yang semakin menghilang. Jujur saja dadanya berdebar nyeri, Perth jadi tahu rasanya sakit hati ketika diabaikan oleh orang yang dia cintai sebab sudah beberapa bulan ini, dia yang mengabaikan Meen. Dia lupa, kalau Meen juga bisa mengabaikan dia.

Sebenarnya Meen tidak ada pekerjaan kantor, bahkan bisa dibilang hari ini jadwalnya santai. Hanya saja dia malas sarapan pagi. Melihat Perth yang mendiamkan dia membuat dadanya berdebar sakit dimana air matanya mendesak tuk keluar.

⏩⏩

"Apa Perth sudah pulang?" Tanya Meen kepada kepala pelayan, Meen baru pulang tapi sudah bertanya perihal Perth.

"Belum tuan!" Jawab kepala pelayan jujur singkat dan jelas sambil mengambil jas Meen.

Meen mengangguk kesal, tapi dia tutupi.

Sekarang sudah jam 9 malam.

Dan bukan satu du kali Perth pulang larut malam, sudah sering.

"Lalu bagaimana dengan Lenka?" Kali ini Meen bertanya perihal Lenka.

"Tuan Lenka baru saja tidur tuan."

"Tapi dia sudah makan kan?"

"Sudah tuan!" Sahut kepala pelayan merasa kasihan dengan tuannya yang terlihat lelah akibat banyak pikiran.

"Lalu apa tuan sudah makan?" Kali ini kepala pelayan yang bertanya dan itu membuat Meen tersenyum miring, sebab dulu Perth yang sering bertanya begini.

"Aku sudah makan!" Jelas Meen merasa keluarga kecilnya jadi jarang makan bersama, baik itu sarapan pagi, siang maupun malam.

"Kalau begitu apa tuan mau mandi?"

Meen hanya tersenyum, kemudian dia meminta kepala pelayan untuk meninggalkan dia seorang diri. Dia ingin menenangkan pikirannya sembari berendam air hangat nan beraroma therapi. Tidak lama, hanya setengah jam. Begitu selesai, dia langsung tidur, tidak seperti kemarin. Malam ini dia tidak menunggu kepulangan Perth sebab hanya rasa kesal yang dia dapati jika dia menunggu Perth pulang. Dia sudah lelah bertengkar dengan Perth.

Lovely - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang