[ DBW-10: suka-ci(n)ta?]

28 11 88
                                    

HAI PREND-!
APA KABAR AKU?

EH, APA KABAR KALIAN?!

KANGEN GA SIEE AMA DRAMA MELANKOLIS LAPAK INI WHAHAHA.

APA!
G KANGEN?

JWB KANGEN LAH CEPET, KLO GA KANGEN GUE ROBOHIN SATU-SATU RUMAH LORANG YAA. EH ENGGA CANDA KOK WKWK.

Masih kah ada yg nungguin Windu-Rea di sini?...
Gue balik lagi buat kalian-kalian yang masi setia Ama dua peliharaan gue itu hehe.
_

_____________________________________

Happy reading 🌹

_

_

_

Ketika ada 1000 alasan untuk pergi, aku hanya punya 1 pilihan untuk tetap tinggal
-Rea-

Jemari tanganku menari lemah di permukaan kaca mobil yang berembun. Isi kepala di buat kacau dengan semua fikiran yang tertuju pada windu. Air bening yang kini nampak jelas terjun dari pelupuk mata ku memecahkan isak yang sedari tadi ku tahan.

Aku ambruk, rasa nya tak percaya menyaksikan pengkhianatan Windu langsung di depan mata ku.

"Rea, lebih baik kita mampir dulu ke kafe depan sana" Suara lembut Mia terdengar memilukan di telinga.

Aku mengangguk pelan tanpa menoleh kepada Mia. Aku tidak mau terlihat tambah menyedihkan bila Mia melihat air mata ku yang terus-terusan mengalir meski aku sudah menahannya sekuat tenaga.

Untung nya gadis itu dapat mengerti keadaan ku saat ini. Sepanjang jalan pun Mia tidak menanyakan masalah ku dengan Windu mungkin selain karena ia tau persis masalah nya, Mia juga tidak mau membuat ku semakin menangis bila harus menceritakan semua kepada nya.

Mia memarkirkan mobilnya di parkiran sebuah kafe yang terlihat tidak terlalu ramai pengunjung. Aku menghapus jejak air mata yang tersisa di pipi ku dan keluar dari dalam mobil mengikuti langkah Mia dari belakang. Gadis di depan ku ini menoleh dengan sorot mata iba lalu menarik lengan ku pelan agar berjalan sejajar dengan nya.

"Rea, aku tau mungkin kenyataan memang sangat menyakitkan tapi kamu gak boleh sedih terlalu lama. Sesuatu yang indah menunggu kamu di depan sana Rea" Ujar Mia pelan

Kata-kata Mia barusan membuat hati ku terasa hangat. Meski rasa nyeri masih bergejolak di dalam nya. "Terimakasih Mia" Ucap ku lirih

Mia tersenyum kecil. Langkah kaki nya terus membawa ku masuk kedalam kafe hingga menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai dua kafe itu. Yah, setidak nya perasaan ku sedikit hangat ketika melihat keindahan yang setiap sudut kafe ini suguhkan.  Aku dan Mia  duduk berhadapan di salah satu tempat duduk yang tersedia di sana.

"Rea, mau aku pesankan apa?"Tanya Mia

"Coklat panas" jawab ku seadanya.

Dengan cepat Mia memanggil pelayan kafe yang sedari tadi memang sudah mengikuti kami dari lantai dasar.

Distance between WINDU [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang