48. Disease

24 5 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

"Lea? Mau kekantin?"

Aku menolehkan kepalaku, melihat si pemilik suara sopran yang baru saja melayangkan satu pertanyaan singkat dibungkus perhatian kecil tersirat. Menarik kecil sudut bibirku sembari menatap bergantian double folio dihadapan yang baru terisi setengah halaman.

"Sebentar kak, duluan aja. Tanggung satu soal lagi!"

Kendati tidak kuperhatikan lebih lanjut, aku masih bisa mendengar suara ketukan sepatu yang menjauh seiring langkah kakinya bergerak keluar ruangan.

Aku menghela nafas, jujur ini cukup buruk. Bagaimana kalau ancaman Yeonjun malam itu benar?

"Aku gak peduli lagi ya'. Kalau perlu aku bisa temui orang tuamu dan ngomong tentang ini. Atau opsi terakhirnya mama gak bisa ketemu kamu lagi,"

"Disini aku cuma mau mama ku gak ada sangkut pautnya sama masalah apapun yang kita hadapi. Mama udah cukup menderita dan terluka karena papaku, tolong sedikit ke pengertian nya, Lea!"

Jelas aku gak mau jauh dari mamanya Yeonjun, meskipun alasan pastinya tidak ku punya tetap saja keinginan untuk selalu membuat wanita itu tertawa terus menggebu di dalam diriku. Mungkin semacam penyesalan?

"Kak Lea nya ada?"

Aku menggantung pergerakan ku, menahan bolpoin yang baru saja ingin menuliskan barisan persamaan mengikuti contoh di papan tulis.

Disana, didepan pintu tepatnya. Seseorang yang baru saja menyebut namaku. Berjalan ragu dengan kepala sedikit menunduk ketika memasuki kelas.

Tetap sama sopan nya!

"Daren mau bicara kak." ucapnya begitu sampai di hadapan ku.

Bahkan kak Raka saja tadi kutolak, tidak tahu kenapa kepalaku malah bergerak naik turun perlahan, mengiyakan ajakannya. Sebab melihat bagaimana manik cokelat teduh itu menatapku?

"Didekat UKS aja !"

Daren mengangguk, berdiri didepan meja menungguku yang masih mengemasi buku. Setelahnya kami berjalan berdampingan, hening tanpa berniat membuka konversasi lebih.

"Lea!"

Didepanku, padahal belum banyak langkah kuambil untuk menjauhi kelas, namun sudah lebih dulu terhenti sebab Yeonjun menghadang.

"Apa? Perihal absen sudah kubilang kamu ke UKS karena sakit!"

Dia memang gak masuk kelas di jam pertama, ntah apa alasannya tapi kubuat saja izin biar tidak mengotori baris absennya.

"Bukan! Bisa ikut sebentar?"

Aku menatap Daren disamping ku, bagaimana mukanya begitu datar dan dingin saat Yeonjun dihadapannya. Bahkan tak sampai hitungan menit sudah membuang muka kearah lain.

"Aku punya urusan sama adik kelasku!"
"Kenapa? Mau memarahiku seperti kemarin? Sudah ku jauhi sebisaku. Aku belum sentuh itu hari ini!"

Yeonjun harusnya mengerti, mengerti kalau aku masih marah dan kesal sama ucapannya semalam. Kalau dibilang takut, aku tidak akan bohong kalau memang takut, takut semuanya jadi semakin parah.

"Pulang sama ku siang ini!"

"Terse-"

"Kami punya janji!"

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora