6. Better

75 10 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼


Vote keberapa??

Happy Reading 😁

"Lea, jadi ke kantin?" Aku kenal suaranya, itu kak Raka.

Ku lepaskan tangan Yeonjun tadi, sempat ngelihat ekspresi kagetnya dengan mata membesar.

"Jadi kak!"

Aku ngelangkah pergi, gak mau tau apa yang ada dipikiran Yeonjun sekarang. Mungkin dia akan mengatakan aku perempuan paling gak tahu diri, gak punya hati, dan semacamnya.

Udah pernah ngingatin juga ke Yeonjun, aku bukan mainannya. Gak terima sama semua bualan kosongnya. Siapapun pasti kaget kalau mendadak orang yang suka cari masalah ngajak pacaran. Dan itu gak serius kalau dilihat dari mukanya. Dia meledekku?

"Lea, dimakan dong sandwich nya! Aku yang buat loh, sengaja ngelarang bi Tini nyiapin bekal biar kamu makan buatanku!"

Iya, kak Raka gak jadi ngajak aku kekantin tadi. Dia bilang bawa bekal, dan buatin juga untukku. Gak nangguk dia juga bawain aku yogurt strawberry.

"Iya kak!"

Aku mulai satu gigitan kecil, sandwich kak Raka enak. Bener-bener paket komplit kalau sama kakak ganteng satu ini, aku gak pernah kecewa dibuatnya.

"Enak banget, astaga sandwich buatanku kalah kalau gini!"

Kak Raka ketawa, dia masih ngunyah juga. Lucu banget lihat pipinya yang jadi gembul karena lagi makan.

"Kamu mah semuanya jadi terkesan berlebihan. Cuma nyusun roti isi doang Lea! Gak ada bedanya."

Bedanya? Ada, aku jadi makin senang kalau gini. Kenapa gak setiap hari aja ya? Aku jadi gak perlu repot ke kantin buang tenaga buat ngantri.

Waktu aku lagi ngobrol sama kak Raka aku lihat Yeonjun, dia didepan pintu kelas natap kearah sini. Mata kami gak sengaja bertemu tapi dia langsung buang mukanya cepat-cepat.

Kupikir dia gak bakal datang buat ngeganggu, tapi tiba-tiba dia jalan mendekat. Narik satu kursi dan bawa ke samping mejaku.

Tuk!!

"Hai Lea!"

Benar-benar, aku udah ngepalin tanganku di atas paha. Sedikit aja lagi Yeonjun ngomong gak segan ku bogem rahangnya.

"Hai Yeonjun, aku Raka!"

Kak Raka udah majuin tangannya buat salaman sama Yeonjun. Mereka gak saling kenal banget sebenarnya, cuma tahu aja kalau satu sama lain murid di sekolah. Kurasa ini bagian dari cara basa-basinya laki-laki.

"Udah tahu kan? Gak perlu lagi dong!" Astaga, Yeonjun keterlaluan udah biarin uluran tangan kak Raka.

Aku gak tahan kalau liat kak Raka digituin. Aku refleks narik tangan Yeonjun buat sambut tangan kak Raka yang hampir turun.

"Lea!"

Keduanya manggil namaku barengan, ini kayak lagi nyatuin dua anak kecil yang lagi berantem.

"Sebutin nama masing-masing dengan benar. Kalau nggak jangan ngomong sama saya lagi!"

Bagus sebenarnya kalau Yeonjun nolak, aku punya alasan kuat buat sama sekali gak gubris kehadirannya dilain waktu .

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang