🍩 Pelukan terakhir

585 80 8
                                    

Happy reading 💙

Setelah pulang dari rumah Ara, Luna langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah pulang dari rumah Ara, Luna langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.

Pikiran nya kembali kejadian tadi dimana untuk pertama kalinya Luna melihat sosok Azka yang dingin, cool, mesum, brandal sekolah, menangis.
Sebenarnya ada apa dengan keluarga Azka?.

"Aduh kok malah mikirin Azka sih."

Prangg.

Tiba-tiba terdengar pecahan piring yang di lemparkan ke di dinding.

Luna langsung berdiri dari tempat tidur nya. "Suara piring pecah. Ubuk?" Luna langsung berlari keluar kamar.

Luna memandang setiap sudut rumah nya meneliti di mana suara pecahan piring tersebut.

Prangg.

Piring dilemparkan sekali lagi, seperti suara pecahan piring berasal dari dapur, dengan tergesa Luna pun langsung berlari ke arah dapur.

Sesampainya Luna di dapur ia sudah melihat dapur berantakan dengan pecahan piring dan beling di mana-mana.

"Ib-ibuk?" panggil Luna.

Namun yang di panggil pun tak menjawab justru malah semakin melempar piring ke dinding.

Prangg.

Prangg.

Prangg.

"Stopp buk." Teriak Luna.

Sonia menolehkan kepala nya ke arah Aluna dan menatap nya tajam penuh kebencian. Sonia tersenyum smirk.

"Stop buk." Teriak Luna sekali lagi.

"Kamu bilang stop? kamu bilang stop?" Sonia maju beberapa langkah dan mencengkram kuat dagu Aluna.

"Awsss." Rintih Luna.

"Kamu bilang stop? saya seperti ini karena kamu! saya seperti ini karena kamu telah membunuh suami saya! gara-gara kamu suami saya meninggal." Sonia semakin menguatkan cengkraman nya.

Air mata Luna benar-benar tak bisa ia tampung, ibu kandung nya sendiri membenci nya karena kecelakaan maut yang menimpa ayahnya beberapa tahun lalu.

"Luna minta maaf buk, Luna emang salah, andai yang mati ketabrak itu Luna! pasti ibuk senang kan?."

Plakkk.

Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi mulus Aluna.

"Iya, kalo hari itu yang mati kamu saya senang! tapi yang mati itu suami saya anak bajingan." Sonia mendorong tubuh Luna keras hingga terbentur di keras di dinding.

Luna hanya dapat memegangi pinggang nya yang sakit dengan air matanya yang masih mengalir deras.

"Saya benci sama kamu Aluna! saya benci kamu anak sialan."

AZKALUNA [UNREVISED]✓Where stories live. Discover now