Davira melotot kaget, lalu berseru, "ah nggak Bu, kata siapa?!"

"Loh Ra, kan Lo udah iyain tadi!" Kesal Irene.

"Kapan? Emang gue bilang apa?" Elak Vira.

"Lo bilang 'oke siap', gitu! Kenapa tiba-tiba jadi gak mau?!"

"Aduh Bu.. Saya gak pinter main voli Bu, suer deh!" Vira mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan tengah mengacung tegak membentuk ✌🏻

"Terus gimana sekarang, sudah tidak ada temanmu yang bersedia menggantikanmu. Tidak pa-pa, Vira, kamu masuk aja."

"Banyak yang lebih bisa dari saya Bu! Xena contohnya."

"Xena kan memang sudah menjadi tim voli, Vira!" Ibu Wendy nampaknya sudah kesal.

"Oh iya ya.." gumam Jisoo.

"Jadi gimana dong Bu? Saya nggak bisa."

"Lalu kenapa tadi kamu mengiyakan ajakan Irene?" Tanya ibu guru itu berusaha sabar.

"Saya mau sih Bu, tapi masuk di tim putra!" Jisoo menyengir polos.

"Memangnya kamu putra?!" Cukup. Kesabaran ibu guru cantik bahenol itu sudah habis karena satu siswinya. Untung masih muda.

"Bukan Bu, saya Davira." Mendengar itu, teman-teman sekelas Davira memasang wajah tak bersahabat, seakan mengatakan pengen tak hih sampe bunyi.

Ibu guru yang bernama Wendy itu memijit pelipisnya merasa pening tiba-tiba.

"Kamu saja yang urus Irene.. ibu udah gak sanggup hadapi dia!" Ujar ibu guru itu menunjuk Vira dengan emosi.

=

"Alhamdulillah.." Davira langsung duduk ditengah lapangan setelah menyelesaikan permainannya dan timnya lah yang menang. Mengabaikan temannya yang berpelukan dan bersorak gembira bersama.

"Vira ayo, pertukaran tempat."

"Astaghfirullah belum selesai toh? Kirain udah menang..." Ujar Davira nanar. Cewek cantik itu segera berlari menghampiri temannya karena lawannya sudah mengambil posisi.

"Vira, ayo semangat!! Jangan lemes-lemes!" Tutur Ibu Wendy melihat Davira yang malas-malasan dalam lapangan.

"Ibu pilih kasih ihh! Masa cuma semangatin Vira yang lain nggak!" Ujar Davira koar-koar berniat memanas-manasi suasana yang sudah panas ini.

"Aduh Vira, ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda! Yang lain semangat yok anak-anak ibu yang cantik-cantik!"

"Ngokhey Bu!"

=

"Capek banget Ya Allah..." Keluh Davira, ia berjalan ke pinggir lapangan dan duduk di lantai dengan kedua kaki di panjangkan. Lagi-lagi tidak bergabung bersama teman-temannya yang bersorak gembira, ada ibu Wendy juga. Well, kelas X MIPA 3 menang di permainan pertama mereka. Davira mengambil dan langsung meneguk habis air gelas di sampingnya, tidak tau punya siapa.

"Hei!"

Davira menengok.

"Nama Lo siapa?" Cowok ganteng berdiri tepat di depan Vira. Posisi itu membuat matahari tidak mengenai wajah Vira sehingga gadis itu keenakan.

Tak menjawab, Davira mengernyitkan keningnya. Cowok yang bertanya tadi juga ikut mengernyitkan keningnya. Kalo Davira perhatikan, sepertinya cowok didepannya ini adalah panitia dan jadi wasit permainan voli tadi. Cowok ganteng itu menatap Davira seakan tiada hari esok. Terpesona kali ye? Batin Vira.

"Vira! Sini. Kuy kantin!" Teriak Cheryl memanggil Davira. Cowok yang sedang menatapnya ikut menoleh seperti Davira ke sumber suara.

"Nah itu teman aku udah bilang namaku. Udah tau kan Kak? Kalo gitu aku duluan!" Davira berlari sambil tersenyum evil.

'Polos-polos imut, njir, sabi nih'

🌳

Tbc

Satu part dulu ya guys. Besok nyusul.
Btw, semangat ya puasa nya buat yang muslim, termasuk aku☺️
Usahain jangan ada bolong-bolong ya puasanya, kan udah gede. kecuali kalau berhalangan. Dahlah, authornya sok akrab



2/4/2022

V
O
T
E

K
O
M
E
N
T
A
R

F
O
L
L
O
W

PLAYER \ VSOOWhere stories live. Discover now