Kiara hanya menunduk tak mampu menjawab. Semua berawal dari pembicaraan dirinya dengan Moza mengenai rencana mereka yang tanpa disadari Anna menguping semuanya.

"Apa coba maksudnya kalian pura-pura kaya gitu?!" Tanya Anna.

"Mama nyesel! Kecewa banget sama kalian!"

"Ma, kita merencanakan semua itu buat kebaikan kalian," Moza angkat bicara.

"Kebaikan kamu bilang?? Kebaikan apa? Kamu udah bohongin Mama masih bisa bilang kebaikan?" Anna tersenyum masam.

"Maa, Kiara minta maaf, Kiara tau ini semua salah, mungkin Mama susah buat memaafkan. Tapi kita ngelakuin semua ini buat kalian. Kiara gak tega kalo Mama sedih setelah tau Kiara sebenarnya gak hamil."

"Gak tega? Ini namanya kamu tega Kiara! Kamu seharusnya ngasi tau Mama dari awal bukan baru sekarang!" Anna membentak Kiara.

"Ma!!" Moza membentak sang Mama balik.

Brata segera menahan sang istri. "Kamu bentak Mama?!"

"Mama gak pernah tau, apa yang Kiara rasakan sebelum rencana ini berjalan. Mama cuma bisa nyalahin kita."

"Moza gak bermaksud buat membela Kiara. Moza tau kita berdua salah, bahkan salah banget. Kita ngelakuin ini demu kebaikan kita semua."

"Moza!!" Kiara sedikit berteriak.

"Udah, jangan kaya gitu." Kiara pergi menuju kamar.

Moza yang melihat hal itu langsung mengejar Kiara. Wanita itu menangis menyesali semua perbuatannya.

"Kamu jangan kaya gitu sama Mama,"

"Mereka pantes marah." Ucap Kiara.

Moza berjongkok dihadapan Kiara. "Tapi Mama gak tau apa aja yang udah kamu hadapi selama ini."

"Itu gak penting, yang penting sekarang kita harus dapet maaf dari Mama."

*****

Pagi yang cerah secerah senyuman Natasha yang kini tengah menyantap sarapan. "Kamu udah mendingan sayang?" Tanya sang Mama.

Natasha mengangguk. "Bik, tolong ambilin susu dong."

Kringg!

Ponsel wanita itu bedering. Sang Mama menatap aneh pada putrinya itu.

"Halo Nat? Ini Reyhan."

"Hay, Rey, tumben?"

"Kamu udah mendingan?"

"Udah kok."

"Syukurlah, oh ya, kamu udah makan?"

"Ini lagi makan, kamu gimana? Kalo belum mampir bentar sini."

"Aku udah makan kok, maaf belum bisa mampir ke sana. Kerjaan ngehadang soalnya."

"Oh gapapa, semangat ya kerjanya."

Natasha tak berhenti tersenyum. "Kamu kenapa sih?"

"Gapapa kok, Ma." Balas Natasha.

"Itu tadi siapa?" Tanya sang Mama.

"Temen." Natasha menyuap roti di tangannya.

"Temen apa temen?" Goda sang Mama.

"Temen Ma." Balasnya.

Beralih ke kantor. Hari ini semua karyawan tampak sibuk setelah kemarin beberapa hari libur. "Pak ini berkas yang perlu ditanda tangani."

"Baik taruh saja di atas meja." Ucap Moza yang tengah sibuk dengan laptopnya.

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now