[59] Sebuah Keputusan

55.6K 7.1K 321
                                    

.
.
.

...

-Happy Reading-🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

Satu tahun berlalu. Semuanya masih sama. Tak ada yang berbeda.

Takdir berlalu sebagaimana mestinya. Sejauh ini, tidak ada hal yang benar-benar membuat Gisha sedih. Justru sebaliknya, kehidupan terasa lebih bahagia sekarang.

Satu tahun berlalu, yang berarti Gisha sudah akan menyelesaikan sekolahnya ditingkat menengah atas. Begitu juga dengan El.

Tentang El dan juga teman-temannya, mereka sekarang berperilaku jauh lebih baik. Tak senakal dulu. Sekarang mereka tidak terlalu sering tawuran ataupun bolos.

Tentu karena sudah semakin beranjak dewasa dan sudah bukan masanya lagi untuk bersikap nakal. Mereka harus mulai memikirkan masa depannya. Memikirkan matang-matang apa yang akan mereka lakukan diwaktu yang akan datang.

Kabar baik pun datang. Dimana anak pertama Sesil dan Rian sudah lahir ke dunia beberapa bulan lalu. Bayi mereka berjenis kelamin perempuan. Sangat cantik dan juga menggemaskan.

Tak jarang Gisha dan Vinda berkunjung ke rumah Sesil hanya untuk sekedar menciumi bayi lucu itu.

Gisha benar-benar bersyukur pada Tuhan. Hidupnya benar-benar bahagia karena dikelilingi orang-orang yang menyayangi nya. Baik keluarga, teman dan tentu saja Galaksa.

Cowok yang hampir 1 tahun lebih itu terus menemaninya. Ikut memberikannya saran saat ia bingung harus melakukan apa. Dan yang pasti, cowok yang bisa membuatnya senang tentunya.

Dalam kurun waktu satu tahun ini, El berubah banyak. Sekarang El benar-benar sudah bisa bersikap dewasa. Apalagi dalam menghadapi sifat kekanak-kanakan Gisha.

Dalam menentukan masa depan, El sudah mempersiapkannya. Namun, satu hal yang membuat Gisha selalu terpikirkan akhir-akhir ini.

Yaitu, universitas yang El pilih.

Cowok yang bernotabe sebagai pacarnya itu sudah memutuskan untuk berkuliah di universitas ternama di negeri Paman Sam. Entah sejak kapan El membulatkan tekadnya untuk berkuliah disana. Namun yang jelas, cowok itu mendadak meminta berbicara serius dengan Gisha.

Respon yang diberikan Gisha awalnya tentu tak setuju. Mau bagaimana pun, Gisha tak akan kuat jika harus LDR-an dengan El.

Hampir setiap hari bertemu membuatnya susah berpisah dengan cowok itu. Namun, saat mendengar baik-baik penjelasan yang El tuturkan, secara perlahan Gisha mulai menerimanya walau sedikit rasa tak rela masih bersarang di hatinya.

"Jangan kebanyakan ngelamun Sha." Tegur El. Sudah beberapa kali ia melihat Gisha melamun hari ini. Sebenarnya bukan hari ini saja, melainkan beberapa hari terakhir juga sama. Yang jelas, sesaat setelah ia memberi tahukan kemana ia akan melanjutkan jenjang pendidikan.

GALAKSA [End/Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang