Extra part [1]

73.4K 8K 320
                                    

.
.
.

...

Setelah berpisah beberapa hari dengan cerita GALAKSA
Sekarang kembali up
Maka dari itu, ramaikannnn komen!!!

Setelah berpisah beberapa hari dengan cerita GALAKSASekarang kembali upMaka dari itu, ramaikannnn komen!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

"Mau yang ini aja? Tapi keknya terlalu simpel deh Sha."

"Nggak. Yang itu udah bagus. Lagian, percuma tampilannya rame, tapi harganya murah. Mending ini aja, simpel, tapi mahal."

El mengangguk setuju. Ia lalu menyerahkan sepasang cincin itu pada pekerja disana.

Setelah membayar, kedua pasangan yang tengah dimabuk asmara itu keluar dari toko perhiasan tersebut.

Sedari awal memasuki mall tadi, El sama sekali tak pernah melepaskan rangkulannya pada bahu calon tunangannya itu.

Mungkin efek kangen, yang lebih menyerempet ke posesif.

Percayalah, meski baru kembali bertemu, Gisha sudah bisa merasakan bagaimana posesif nya padanya.

Apalagi perihal makanan. Semenjak jauh dari El, Gisha memang cukup sering makan dengan mie instan. Tapi tadi saat ia ingin makan dengan mie, El menolak keras dan langsung membuang mie itu ke tong sampah.

Gisha hanya mampu menatap sendu mie-mie yang tempo hari ia beli di minimarket. Mubajir memang, tapi Gisha bisa apa. Mau diambil kembali, takut El marah. Jadi mending dibiarkan saja.

"Gal, kok lo makin tinggi sih?" Pertanyaan itu mengalun begitu saja dari mulut Gisha.

El sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Gisha. "Gak tau. Gue gak pernah request minta tinggi."

Gisha berdecih kesal. Kalimat El barusan membuatnya sedikit jengah. Mentang-mentang tinggi.

Tapi Gisha benar-benar tidak berbohong. El semakin tinggi sekarang. Apalagi tubuh cowok itu yang dapat Gisha rasakan semakin kekar. Lengan El bahkan semakin besar, bukan oleh lemak, tapi otot.

"Kalo lo gak mau tinggi, mending kasih gue aja tingginya. Biar gue juga ikutan tinggi."

Tawa El mengalun seiring dengan usapan lembut dirambut Gisha. "Kasih tau gue, gimana caranya?"

Gadis itu berlagak tengah berpikir. Matanya menatap ke atas dengan bibir yang sedikit ditekuk. "Mending kita konsultasi ke dokter."

GALAKSA [End/Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang