[45] Si nyebelin-Galak

60K 7K 248
                                    

.
.
.
...

-Happy Reading-🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

Hari senin kembali menyapa. Seperti hari-hari Senin sebelumnya, upacara selalu diadakan setiap pagi.

Upacara baru saja selesai. Namun, Gisha tidak lekas ke kelas, melainkan mampir terlebih dahulu ke toilet. Ditemani Vinda tentunya.

Karena upacara baru saja selesai, sudah pasti para murid-murid masih banyak yang berlalu lalang. Entah itu pergi ke toilet, kantin, ataupun bolos.

Ditengah-tengah perjalanan, tak sengaja Gisha berpapasan dengan Hani. Dari tatapannya saja sudah Gisha pastikan jika gadis itu tidak menyukainya, atau bahkan benar-benar tidak menyukainya.

Berpapasan dengan Hani disekolah bukan untuk pertama kalinya bagi Gisha. Sudah beberapa kali ia berpapasan dengan gadis yang menurutnya songong itu. Apalagi wajah songong itu itu akan semakin kentara ketika dirinya tengah bersama El.

Sama seperti sebelumnya, tidak ada obrolan ataupun senyuman saat keduanya berpapasan. Hanya sebuah raut wajah datar yang terpatri dikeduanya.

Gisha tidak bermaksud so cool seperti ini, hanya saja jika Hani memasang wajah seperti itu, mending ia ikutin saja. Daripada ia yang harus memasang wajah ramah disertai senyuman tanpa dibalas sama sekali oleh Hani. Tidak, Gisha gak sebodoh itu.

"Si Hani keliatan banget gak suka sama lo." Ucap Vinda yang tadi menyadari tatapan tak mengenakan dari Hani.

Gisha menggedikkan bahunya. "Bodo lah, gue juga gak butuh sikap ramah dari dia."

Vinda mengangguk setuju. "Thats my friend!"

Sampai di toilet, Gisha langsung masuk dan Vinda menunggu diluar. Tak sampai 3 menit, Gisha kembali keluar dengan wajah yang terlihat lebih fresh.

"Cuci muka lo?'

"Iya, panas banget soalnya."

Keduanya kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Bruukk

Gisha dan Vinda terlonjak kaget saat mendengar suara jatuh yang cukup keras.

"Suara apaan tuh?" Tanya Vinda cepat.

Gisha sedikit memejamkan matanya, kembali memfokuskan pendengarannya pada asal suara tersebut. "Kayaknya dibelakang toilet deh."

"Belakang toilet? Taman belakang gitu?"

Gisha mengangguk. "Iya deh keknya, ayok liat." Ajak Gisha.

"Ayo."

Kedua gadis itu langsung berjalan cepat menuju ke asal suara tersebut. Sesampainya disana, mata Gisha dan Vinda berubah membulat saat melihat para cowok bandel itu tengah asik mengupas buah mangga.

GALAKSA [End/Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang