Chapter thirty two

130 22 8
                                    

Five years later.

Ha Myung Joon memandangi dirinya di depan cermin yang tergantung di kamarnya, sembari merapihkan jas yang ia pakai. Hari ini hari terakhirnya di New York.

Handphonenya berdering, mengatakan bahwa mobil sudah menunggunya di bawah apartemennya, membawanya ke kantor tempat ia sehari-harinya bekerja. Bukan, maksudnya tempat ia memimpin para pekerja.

Sampai di kantor ia disambut dengan meriah oleh para manager, staf, dan para pekerja. Ruangan di kantor didekorasi dengan heboh. Sebuah kue berukuran besar terpajang di meja yang ada di tengah ruangan. Semua menyambut Myung Joon dengan senyuman lebar.

"We would like to thank you for your hard work for this past three years, sir." salah seorang manager menghampiri Myung Joon dengan wajah ramahnya.

"Terima kasih banyak, perusahaan ini makin berkembang karena kamu, sir Matthew." ucap seorang sekertaris yang menemani Myung Joon selama dua tahun ini.

Myung Joon memandangi satu persatu karyawannya sambil tersenyum. "That isn't just me, but all your hard work make everything better. Kalian sudah bekerja keras. Terima kasih banyak sudah membantuku yang tidak berpengalaman ini. Tiga tahun ini sangat berharga untukku."

Semua karyawan mendengarkan pidato singkat Myung Joon dalam diam.

"Walau aku hanya tiga tahun disini, tapi aku banyak belajar. Aku akan kembali ke Korea dengan membawa pengalaman yang berharga ini. Sekali lagi terima kasih banyak dan semoga kita bisa bertemu kembali di lain kesempatan." Myung Joon menundukkan kepalanya, memberi hormat. Rata-rata semua managernya sudah berumur, Myung Joon tentu menghormati mereka karena mereka sudah banyak membantunya juga.

Tepuk tangan riuh dari para pegawai membuat suasana makin meriah. Satu persatu memeluk Myung Joon dengan hangat. Acara dilanjutkan dengan pemotongan kue dan karaoke mendadak. Walau begitu Myung Joon tidak berada disana sampai akhir, karena ia harus segera kembali ke apartemen untuk mengambil barang-barangnya.

Myung Joon sudah di dalam mobil, kembali ke apartemen. Malam ini penerbangannya kembali ke Korea. Ia memandangi pemandangan di luar jendela. Terakhir kalinya ia berada di kota ini. Kota tempat ia belajar dan bekerja selama enam tahun terakhir.

Setelah lulus dari Columbia University dengan nilai yang memuaskan, Myung Joon diminta sang ayah untuk memimpin kantor cabang Hasung Grup di New York ini. Kantor ini bergerak di bidang retail, tidak hanya retail yang dijalankan oleh Hasung Grup, tapi juga bidang lain. Elektronik salah satunya.

Awalnya Myung Joon hanya ingin tinggal di New York sampai lulus saja, tapi karena permintaan sang ayah dan petinggi Hasung grup di Korea agar Myung Joon mencari pengalaman bekerja, pria itu terpaksa menyetujuinya. Tidak tanggung-tanggung, Myung Joon langsung ditunjuk untuk memimpin perusahaan. Dan sukses besar. Ide-ide Myung Joon ibarat angin segar di perusahaan, walau tentu ia dapat bantuan dari para manager, Myung Joon banyak belajar dan membawa perusahaan mereka maju pesat.

Muda, tampan dan berbakat. Nama Myung Joon pun banyak dicari orang. Ia menjadi terkenal di social media karena interviewnya di sebuah platform media. Ia makin terkenal, dan pengguna social media pasti mengenalnya. Perusahaan mulai dilirik banyak pihak, membuatnya makin diuntungkan.

Sang ayah tentu sangat bangga. Anaknya yang selalu menentangnya itu sekarang justru membawa keuntungan banyak pada perusahaan. Myung Joon berubah menjadi pribadi yang dewasa, berbakat dan pintar. Sejak bekerja juga Myung Joon belajar banyak cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang banyak. Jadilah ia menjadi pribadi yang ramah. Karena itu semua pegawainya menyukainya.

Enam tahun dirasanya lebih dari cukup. Saatnya ia kembali ke negara asalnya, mencari seseorang yang selama ini ia rindukan.

~~~

ReasonWhere stories live. Discover now