Chapter eight

150 34 3
                                    

Daebak. Hanya kata itu yang Joo Hyun bisikkan sejak memasuki kompleks apartemen Myung Joon. Apartemen mewah ini terletak di daerah Gangnam. Pantas saja menjemput Joo Hyun menjadi hal nomor satu bagi Myung Joon, karena ternyata apartemen dan cafe satu daerah.

"Jangan terlalu norak dulu, karena di atas ada surprise lain." Celetuk Myung Joon saat mereka di dalam lift.

"Aku tidak norak, kok. Hanya kagum." Ucap Joo Hyun. Agak malu, mungkin reaksinya terlalu berlebihan.

"V BTS juga tinggal di apartemen ini."

"Hah? Jeongmalyo? Sunbae pernah bertemu dengannya langsung?" Mata Joo Hyun berbinar-binar.

"Pernah berpapasan."

"Apa ia lebih tampan kalau dilihat langsung?"

Myung Joon mendelik. "Kamu pikir aku tidak normal?"

Joo Hyun tertawa. "Pria saja mengakui kalau ia tampan."

"Hmm... kalau begitu yaa tampan sih, tapi tentu aku yang lebih tampan."

Joo Hyun tidak membalas. Ia tersenyum kecil.

"Aku bicara apa adanya." Liriknya.

"Iya sunbae iyaaaa..."

Tiba-tiba Myung Joon mendekati Joo Hyun. Joo Hyun mundur, tubuhnya menempel di dinding. Myung Joon menempelkan tangannya ke dinding seolah 'mengunci' Joo Hyun. Wajah Myung Joon mendekat, jarak antara wajah mereka sangat dekat.

"Kamu gadis yang beruntung, Kim Joo Hyun."

Dada Joo Hyun berdebar. Ia tidak berani menatap balik Myung Joon.

"Karena pria seperti aku menemuimu setiap hari."

Mendengar ucapan percaya diri tingkat tinggi barusan membuat Joo Hyun malah tertawa. "Iya sunbae kamu pria paling tampan sedunia."

Myung Joon mundur, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Apa ia salah berucap? Cih, padahal suasananya sudah mendukung.

Lift tiba di lantai 15. Joo Hyun mengikuti Myung Joon dari belakang sampai ia tiba di depan kamar. Myung Joon memasukkan kode kamar, dan pintu terbuka.

Lagi-lagi mulut Joo Hyun menganga. Isi apartemen Myung Joon luas dan mewah. Walaupun furnitur di dalamnya minimalis tetap terlihat kalau harganya mahal.

"Duduk saja dulu di sofa." Myung Joon menggantungkan jaketnya lalu melangkah ke dapur.

Joo Hyun menurut sambil duduk di sofa ruang tamu. Apartemen ini selain mewah dan bersih sekali. Rasanya debu saja tidak ada.

"Mau makan apa?" tanya Myung Joon sebelum masuk ke kamarnya.

"Apa saja boleh, sunbae."

"Pesan makanan atau masak sendiri?"

Alis Joo Hyun berkerut. "Masak sendiri? memang sunbae bisa masak?"

"Tentu bukan aku." Myung Joon menjawab dengan ekspresi wajah yang lucu. "Yang masak adikku."

Bibir Joo Hyun membeo. "Ooh aku kira sunbae bisa masak."

Myung Joon masuk ke kamarnya, lalu mengintip sedikit dari pintu. "Jangan menyindirku."

Joo Hyun tertawa. Ia tidak menyindir, kalau memang Myung Joon bisa masak mungkin akan jadi keajaiban dunia. Sambil menunggu Joo Hyun mengeluarkan handphone dari saku jaketnya, mengecek pesan disana.

"Hyung sudah pulang..."

Joo Hyun menoleh ke sumber suara, kaget setengah mati karena di depannya seorang laki-laki muda yang sedang bertelanjang dada sedang mengusap rambutnya yang basah di handuk.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang