Chapter two

306 39 1
                                    

Myung Joon memarkirkan mobil sport mewah miliknya di pelataran parkir gedung fakultas ilmu sosial Universitas Hanyang. Ia melirik jam tangannya, hari sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kelas pertamanya dimulai pukul sembilan. Terlambat? Itu sudah biasa. Bahkan ia tidak merasa bersalah.

Dengan langkah yang percaya diri Myung Joon masuk ke gedung fakultas. Ia menyadari betul para mahasiswi sedang meliriknya dan berbisik-bisik membicarakan dirinya. Semua memandangi Myung Joon dengan penuh kagum, dan Myung Joon menikmati itu. Ia suka menjadi pusat perhatian. Apalagi karena wajahnya yang tampan, postur badan yang tinggi. Wajah Myung Joon cocok untuk bekerja di industri hiburan di Korea. Ia memiliki wajah aktor atau anggota boyband terkenal di negara kimchi itu. Oh, alasan lain Myung Joon sangat terkenal di kampus adalah karena ia kaya raya.

Bukan rahasia umum kalau Myung Joon adalah anggota keluarga Ha, salah satu keluarga sukses di Korea Selatan. Perusahaan elektronik milik keluarga ini setara dengan Samsung, belum lagi anak perusahaan mereka yang tersebar dimana-mana.

Karena itu ia bisa dengan mudahnya mendapatkan perempuan-perempuan untuk menemaninya berkencan, walaupun setelahnya ia lupa dengan semua perempuan yang ia kencani. One night stand hanyalah one night stand, tentu saja. Kalau sedang bosan ya ia akan bersenang-senang, lalu mendepak mereka setelah selesai. Tentu saja mereka ada yang menginginkan Myung Joon untuk berhubungan lebih lanjut. Myung Joon sudah berjanji dalam hatinya, ia tidak akan serius pada perempuan manapun.

"Permisi..." Myung Joon membuka pintu kelas, melirik professor yang sedang menjelaskan sesuatu di layar proyektor. Ia lalu mengetuk pintu, membuat sang professor dan semua mahasiswa serempak menoleh ke arahnya.

"Kamu terlambat sekali." Kalimat pertama yang terucap dari sang professor saat melihat Myung Joon dengan santainya berjalan mendekatinya.

"Chusuamnida (maaf), tadi ada urusan penting." Dengan ekspresi santai Myung Joon menundukkan tubuhnya memberi salam.

Professor hanya mengangkat sebelah alisnya tanpa berkata apapun, dianggap sebagai persetujuan boleh masuk oleh Myung Joon. Matanya lalu menatap isi kelas, mencari tempat duduk yang kosong. Kelas hari ini penuh, agak sulit menemukannya. Ah, matanya menangkap ada tempat kosong di bagian atas.

Dengan santainya ia menaiki tangga, tentu sadar dengan pandangan kekaguman para mahasiswi. Ia lalu duduk di sebelah seorang mahasiswi. Dari penampilannya sih sepertinya masih junior.

Mahasiswi itu melirik Myung Joon yang sudah duduk di sebelahnya, "Annyeong haseyo." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Annyeong." Balas Myung Joon singkat. Perhatian mahasiswi itu kembali tertuju pada layar.

Professor kembali melanjutkan penjelasannya. Perhatian semua mahasiswi kembali ke layar. Semua terlihat serius mendengarkan. Myung Joon bertopang dagu, mulai merasa bosan padahal ia baru duduk selama lima belas menit.

Waktu berlanjut, ternyata kelas hari ini lama sekali. Sudah empat puluh lima menit dan kelas belum selesai juga. Myung Joon mulai melirik sebelahnya, memperhatikan penampilan gadis itu.

Wajahnya manis, walaupun dengan ekspresi wajah serius seperti sekarang. Rambutnya lurus dan terlihat halus. Sesekali alisnya berkerut mendengarkan penjelasan professor. Myung Joon sadar gadis ini tidak memakai makeup, mungkin hanya liptint? Karena warna bibirnya bersemu pink alami.

Mata Myung Joon turun kebawah, melirik penampilannya. Terlihat sederhana. Hanya memakai kaus berukuran agak besar dan celana jeans. Myung Joon malah merasa aneh melihat penampilan yang sederhana begini. Hanya pakai kaus, tidak memakai makeup, dan rambutnya hanya dikuncir satu. Mungkin karena penampilannya sangat berbeda dengan perempuan-perempuan di club yang full makeup dan berpakaian 'mengundang'.

ReasonWhere stories live. Discover now