25. Pengakuan

Mulai dari awal
                                    

Neta memang tidak mengetahui apa yang terjadi setelah Kiara pingsan hari itu.

"Sssttt...udah jangan ngomong gitu, saya udah maafin kamu kok."

Moza hanya bisa bersabar. Bisa-bisanya istrinya ini memaafkan begitu saja. "Pak Moza, maafkan saya Pak, saya mohon jangan pecat saya ya Pak."

"Pak Moza udah maafin kamu kok, dia gak akan mecat kamu." Sahut Kiara.

Moza terbelalak tak menyangka dengan ucapan Kiara. "Terima kasih mbak, Pak."

"Iya sama-sama, kamu bisa kembali ya."

Moza menarik Kiara dan menangkup kedua pipi wanita itu. "Kamu kenapa sih segampang itu ngasi maaf, heran aku."

Kiara tersenyum. "Lagi pula dia ngelakuin itu karena terpaksa, coba kalo kamu ada di posisi dia kamu pasti bakal ngelakuin hal yang sama."

*****

MOZA POV

Kedatanganku dan Kiara disambut antusias oleh Mama dan Papa. "Pak Budi bilang kalian ada di sini, jadi Mama ke sini."

"Mama udah kangen sama Kiara, perasaan baru dua hari gak ketemu. Lebih tepatnya kangen sama cucu Mama sih." Mama terkekeh di ikuti Papa.

"Oh ya, Bu Alisha, kita kasi tau sekarang aja ya." Aku merasa bingung apa yang akam mereka beritahu dan pada siapa?

Mama Alisha bergabung dengan kami dan duduk di sebelah Mama. "Kita udah nyiapin nama lho buat cucu Mama nanti ya kan Bu?"

Kiara langsung menatapku tak percaya. "Ma, lagi lama lho, kok sekarang udah nyiapin nama?"

"Lho! Harus itu ya kan? Tanya Papa kamu waktu Mama ngandung kamu belum di buat aja Mama udah nyiapin nama 'Moza'."

Papa mengiyakan. "Rekomendasi nama dari Papa Mama penuh arti, Za, jadi gak sekedar nama doang." Kata Papa.

"Kalo perempuan nanti kasi nama Carissa Dhira Ayudia. Bagus kan? Carissa itu artinya anggun, lembut kalau Dhira itu artinya cerdas, trus Ayudia itu wanita cantik."

Moza mengangguk ragu. "Bagus Ma,"

"Kalau cowok kasi nama Chatra Harish Prakasa. Chatra itu berarti teladan, Harish artiny bijak dan dermawan, sedangkan Prakasa itu artinya bersinar. Keren kan?" Mama terkekeh.

"Iya Ma, keren banget." Ucap Kiara yang terdengar ragu.

"Niat banget Mama ihh, nanti Kiara sama Moza juga bisa cari nama kok."

"Iya tapi kan beda, kesannya dari Mama sama dari kalian." Ucap Mama tak mau kalah.

"Oh ya, untuk acara peresmian cabang perusahaan yang baru kan bakal diadakan seminggu lagi, Mama udah siapin baju buat kalian berdua. Warna senada, kainnya lembut dan pastinya nyaman banget di pake sama Kiara."

Kiara hanya mengangguk. "Kiara pasti suka."

"Oh ya, gimana hasilnya kemarin? Keadaan bayinya." Tanya Mama Alisha.

"Ha? Oh itu..."

"Bayinya sehat, Ma." Sahutku.

"Syukurlah, Mama gak sabar mau lihat cucu Mama."

Aku senang bisa melihat mereka bahagia, tapi di sisi lain aku takut jika mereka kecewa nantinya saat tahu yang sebenarnya kalau Kiara tidak hamil.

*****

AUTHOR POV

Seminggu kemudian....

Pesta peresmian diadakan di sebuah gedung yang megah. Para tamu hadirin sudah ramai memenuhi gedung itu. Sebagian besar dari mereka adalah pejabat besar.

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang