[Tujuh] Sebenarnya

190 36 0
                                    

Hadit masuk kembali ke sekolah setelah seminggu izin karena kejadian waktu itu. Hadit terus berjalan dengan senyuman yang mengembang.

Tadi sebelum berangkat ke sekolah, Hadit sempat bertemu dengan Wina. Ternyata benar, rumah mereka hanya beda beberapa gang. Dia sempat mengantar Wina ke sekolahnya.

Sebenarnya tujuan Hadit ingin mengantar Wina, ia ingin melihat Radit langsung. Tapi Radit tidak ada, saat di rumahpun Radit tidak ada di kamarnya.

"Hadit!!!!" Karin berlari dan memeluk Hadit yang dibalas pelukan.

"Lo kenapa sih akhir-akhir ini, bikin kaget aja tau"

"Maaf, gue juga gak akan tau bakal kayak gitu"

"Gue maafin tapi traktir di kantin"

Hadit mengangguk lalu berjalan ke kelasnya.

"Ini nih anak yang sering gak masuk sekolah tapi gak merah absennya"

Hadit tertawa renyah dan bertos ria pada Jordan.

"Gimana keadaan lo sekarang? Kayaknya udah seger nih"

Hadit mengangguk, "iya, gue agak bersemangat sekarang"

"Wah!!! Gawat nih, bisa-bisa Hadit jadi juara umum" perkataan Daniel membuat mereka tertawa.

Hadit mengecek handphonenya dan mengetikkan sesuatu disana.

Hadit.

Wina, ini nomer gue. Hadit |
Save ya! |

Hadit mematikan kembali handphonenya dan fokus mengobrol dengan teman-temannya.

"Jadi beneran geng motor kita bubar?" Tanya Zidan yang diangguki semuanya.

"Sorry, gara-gara gue. Geng motor harus bubar" Hadit jadi tidak enak kepada teman-temannya. Namun, jika dirinya ikut kembali balapan sudah pasti Hadit juga akan dipindahkan ke luar negeri oleh papahnya.

"Bukan salah lo juga, namanya kecelakaan kita gak ada yang tau" ucap Jordan yang diangguki semua, "lagian gue pribadi lebih milih kehilangan geng motor dibanding kalian"

"Unchhhh so sweet"

"Geli anjir!!"

Semua tertawa melihat kelakuan Zakki dan Jordan. Mereka berbincang banyak hal waktu seminggu Hadit tidak masuk. Hadit juga mendengarkan mereka.

Wina.

| Oke Hadit, terimakasih ya atas tumpangannya tadi, kalau boleh nanti gue traktir lo.

♤♤♤

Hadit menatap ponselnya terus sambil tersenyum Jordan yang berada di sampingnya merinding melihat Hadit seperti itu.

"Lo kenapa sih, senyum-senyum sendiri. Ngeri gue"

Hadit melirik Jordan lalu merangkul temannya itu.

"Kayaknya gue lagi jatuh cinta nih"

"Sama siapa?" Jordan melepaskan rangkulan Hadit, "Karin?"

"Karin?" Hadit bingung, kenapa Karin yang disebut, "bukan, dia anak komplek rumah gue, anaknya lucu. Kenapa ya gue bisa kayak gini"

Hilang || HARUTO (Short story) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang