[Enam] Mulai sadar

191 33 0
                                    

Sudah beberapa jam setelah operasi, Hadit dipindahkan ke kamar VIP. Beberapa teman-temannya sudah mengunjungi Hadit setelah operasi tadi.

Wali kelasnya pun sudah pulang saat melihat Hadit.

Olivia terus menggenggam lengan Hadit, kali ini ia tidak boleh membuat kesalahan.

"Mah, makan dulu" Harun masuk ke dalam kamar inap Hadit. Olivia menatap Harun dan menggeleng lemah.

"Hadit gak makan, gimana mamah bisa makan?"

"Hadit udah di rawat, terus mamah mau di rawat juga cuma karena gak makan?"

Olivia berfikir sejenak, dan mengangguk.

"Biarin Hadit istirahat, pasti Hadit kecapean banget"

Olivia mengangguk kembali dan berjalan kearah meja yang sudah ada makanan disana.

Flashback 6 jam lalu

"Bagaimana operasinya dok?"

"Syukur berjalan lancar, Hadit sepertinya masih berjuang untuk tetap hidup, seperti janjinya beberapa bulan yang lalu" Olivia mengangguk dan tersenyum tipis.

"Hadit, sepertinya dia akan ingat sedikit memori yang dia lupakan, sepertinya kalian juga harus jujur dan mengatakannya kepada Hadit"

"Pasti dok, kami juga cuma menunggu waktu yang tepat untuk berbicara kepada Hadit. Karena seperti yang kita tau, Hadit dulu sangat membenci kakaknya"

Dokter mengangguk "Kalau begitu, nanti kami akan mengecek kondisi Hadit kembali"

"Terimakasih dok"

Flashback off

♤♤♤

Hadit menggerakkan jarinya, Olivia yang terus menerus memegang tangan Hadit langsung terbangun dan melihat kearah Hadit.

"Pah Hadit bangun"

Harun yang sedang menonton TV langsung menoleh dan berjalan ke arah Olivia dan Hadit.

Harun memencet bel disamping kasur.

Hadit membuka matanya sedikit dan melihat kedua orangtuanya menatap kepadanya khawatir.

Ini pertama kalinya Hadit melihat tatapan itu dari kedua orangtuanya. Ia sangat senang.

Dokter dan beberapa suster masuk ke dalam ruangan lalu mengecek keadaan Hadit.

Hadit meminta segelas air, ia meminum dengan pelan.

"Untuk beberapa hari ini, Hadit harus di rawat. Hadit, kamu istirahat yang cukup dan kurangi rokok yang kamu hisap. Kalau perlu, kamu harus berhenti merokok"

Hadit mengangguk lemah. Lalu dokter pergi dan meninggalkan Hadit bersama kedua orangtuanya.

"Hadit..." Olivia memeluk Hadit dengan erat. Betapa leganya ia bisa melihat anaknya sudah bangun.

"Mah, Hadit baru siuman. Jangan peluk kayak gitu"

"Oh iya, maaf"

Hadit menatap orangtuanya dan melihat sekitar. Radit tidak ada disana. Apakah sewaktu Hadit jatuh tadi Radit benar-benar tidak melihatnya?

Hadit terdiam dan tidak memilih untuk memikirkan Radit

Hati kecilnya memang selalu ingat pada Radit, namun otaknya berkata lain. Ia memang sangat membenci kembarnya itu, tapi dia juga tidak sampai hati harus bisa meninggalkannya.

♤♤♤

Satu minggu lebih setelah di rawat, Hadit pun pulang ke rumah. Sekarang Hadit hanya duduk di kasurnya sambil menatap kearah jendela kamarnya.

Hilang || HARUTO (Short story) [END]Where stories live. Discover now