[Empat] Aneh

176 37 0
                                    

Hadit merasa aneh berada ditengah-tengah mamah dan papahnya. Sudah lama sekali ia tidak makan bersama seperti ini.

"Hari ini sekolah kamu gimana?"

"Baik pah, abis dapet uang dari pemerintah"

Olivia tertawa kecil dan Harun yang menggeleng pelan kepalanya.

"Maksud papah, kamu di sekolah gimana? Ada kesulitan? Kamu kan sudah kelas 12, jadi harus lebih rajin sekolahnya"

Hadit menoleh kearah papahnya, tidak biasanya papahnya ini menanyakan dirinya tentang sekolah.

"Baik, seperti biasa gak ada yang spesial kayak Radit"

Olivia menatap Hadit sendu, ia merasa sangat bersalah kepada anaknya ini.

"Hadit" panggilan Olivia hanya dilirik oleh Hadit.

"Mamah sama papah mau minta maaf sama kamu, mamah seneng kamu pulang dan mau makan bareng mamah sama papah, walau..." Olivia tidak bisa menahan air matanya, ia mengelap air mata yang sempat menetes, "walau Radit nggak bisa gabung sama kita"

Perkataan mamahnya membuat Hadit sedikit bingung, padahal Radit cuma ke rumah neneknya. Tapi mamah dan papahnya sebegitu sedihnya.

"Apa kalau Hadit ada di posisi Radit, mamah sama papah bakal sesedih ini?"

Perkataan Hadit membuat Olivia tidak bisa tidak menangis.

"Nggak ada seorang ibu dan ayah yang nggak kesepian kalau anaknya nggak ada di rumah Hadit, mau itu sebentar atau lama. Mamah tau mamah salah nggak pernah perhatian sama kamu. Tapi, kamu harus tau seberapa besar kasih sayang mamah ke kamu"

Hadit menunduk, selera makannya berkurang. Ia sama sekali tidak merasakan yang namanya kasih sayang itu.

Apa semua ini permintaan Radit?

"Mah"

"Ya Hadit?"

"Hadit sama Radit beda. Hadit gak bisa jadi Radit, begitupun sebaliknya. Apa gak bisa mamah sama papah menganggap Hadit ada dan nggak membawa nama Radit?"

"Dia kakak kamu Hadit, bagaimanapun dia masih kakak kamu"

"Kakak?" Haga menghembuskan napasnya kasar. Lalu Hadit berdiri dan kembali ke kamarnya.

"Hadit!!"

Hadit tidak mendengarkan panggilan dari papahnya, ia berjalan terus sampai ke kamarnya.

"Hadit buka pintunya!"

Hadit berbaring dan menutup matanya, ia sangat lelah dengan keadaan seperti ini. Hadit benar-benar sudah sangat muak dengan semuanya. Walau Radit sendiri yang mengundurkan dirinya untuk menjauh, namun tetap saja orang-orang akan selalu ingat Radit.

Raditya. Nama itu membuat Hadit tambah membencinya, kenapa nama itu sangat mirip dengannya. Kenapa, hanya dia yang bisa merasakan semua tawa ini.

Tanpa Hadit sadari, air matanya sudah menetes. Dadanya sesak, sangat sesak sampai-sampai ia tidak bisa membedakan rasa sakitnya.

Luka yang selalu ia terima, akan tetap menjadi luka dalam yang tidak pernah bisa sembuh. Mau sebesar apapun perhatian orang lain terhadapnya.

Apa jadinya jika Radit benar-benar tidak ada? Apakah semua orang akan melupakannya.

Hadit menertawakan dirinya sendiri, bagaimanapun seperti perkataannya tadi, ia tidak akan bisa menjadi seorang Radit yang disukai banyak orang.

♤♤♤

Hilang || HARUTO (Short story) [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن