"Novi." Balasnya.

"Hal..."

"KIARAAAAA!! Aaaaa gue mau nangis! Astagahh."

"Apaan sih? Lo kenapa? Bikin khawatir aja."

"Ra, mimpi apa gue kemaren?"

"Ya mana gue tau, lo gak cerita sih."

"Ra, Astaga! Gue baper sama Pak Aldi!"

Kiara mengulum senyum mendengarnya.

"Cieee... Jatuh cintrong ni yeeee"

"Aaaa tau gak lo?"

"Apaan tuh?"

"Pak Aldi, eh maksud gue Kak Aldi, minta nomor gue dia juga ngefollow akun Instagram gue ya tuhan gue meleleh."

"Hahahaha, fix Aldi suka sama lo."

"Ganteng banget sih, Ra."

"Siapa? Gue? Gue tu cewek gimana sih lo."

"Bukan ihhh, enak aja siapa juga yang bilang lo, gue bilang Kak Aldi yang ganteng. Jodoh gue ituuu."

"Amin."

"Eh, udah dulu ya, ada yang ngirim pesan."

"Aldi pasti."

Tutt...

Kiara tertawa seraya menyuap nasi. "Kamu kenapa sih?"

"Itu temen kamu si Aldi, dia udah buat Novi baper." Ucap Kiara.

"Ha? Maksudnya?" Kiara berdecak sebal ternyata selain mulutnya yang ember suaminya ini juga sedikit bermasalah otaknya.

"Aldi buat Novi baper, bawa perasaan." Kata Kiara.

"Wahh, bagus dong. Si Aldi yang jomblo lumutan bentar lagi jadian." Kata Moza. Keduanya langsung tertawa.

"Mak comblangin gih, biar makin deket mereka." Pinta Kiara.

"Oke, mulai besok aku bakal sering suruh Aldi datebg ke kantor." Balas Moza.

*****

MOZA POV

Pagi ini aku dan Kiara berangkat bersama ke kantor. Saat kami berjalan bersamaan terlihat mobil putih yang tak asing olehku.

Brag

Aldi keluar dari mobil itu tak lupa ia tersenyum sombong padaku. Tapi ia berhasil membuatku terkejut saat seorang wanita juga keluar dari mobil yang sama. "Novi!!!" Kiara berteriak lalu berlari menghampiri temannya itu.

Kedua wanita itu berpelukan ria dan mulai mengoceh menggosipkan segala macam ciptaan di bumi ini. "Pendekatan atau udah jadian nih?" Tanyaku.

Aldi tertawa. "Kepo banget."

"Aiss...awas aja kalo minta bantuan gue ya." Ancamku.

Kami berempat berjalan beriringan. Hingga langkah kami terhenti bersamaan karena seseorang. Dia orang yang paling ku benci kini ada di hadapanku dengan tampang angkuhnya. "Apa kau belum puas juga? Masih mau mencari masalah lagi?" Tanyaku.

Aku yang menyadari ia mencuri pandang pada Kiara segera menghampiri wanita itu dan merangkulnya. "Aku tidak mencari masalah, aku hanya mencari wanita yang aku sukai." Ucapnya santai.

"Hay, Kiara." Satya, rasanya mendengar namanya saja aku sudah ingin memukulnya. Ia memberikan sebuah kotak berukuran kecil berwarna merah pada Kiara.

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now