1. Kriteria

160 7 0
                                    

Seorang gadis nampak mengangkat-angkat beberapa kardus dari kamarnya menuju halaman rumahnya. Ia menaruh kardus-kardus yang ia angkat itu ke dalam mobil box yang akan mengangkut semua barang-barangnya.

Gadis itu mengusap peluh yang membasahi keningnya.

"Kalau capek istirahat aja, biar Mama sama Pak Karno yang angkat barang-barang kamu."

Gadis itu menolehkan kepalanya saat mendengar suara milik Mama nya, ia menggelengkan kepalanya "Enggak Mah, Aurin masih kuat kok, lagian tanggung tinggal dikit lagi" Balas gadis itu.

Kaureen Kynaaz Abhayankari. Nama yang memiliki arti perempuan cantik yang cerdas dan pemberani. Seperti arti dari namanya, Kaureen ini ada gadis yang sangat berprestasi dan sangat pemberani. Ia berani dengan siapa saja yang mengganggu ketenangan hidupnya.

"Kamu istirahat aja Rin, kamu kan baru keluar dari rumah sakit, jangan capek-capek" Sang Mama masih menyuruh Kaureen untuk beristirahat, tetapi gadis keras kepala itu tidak mendengar ucapan Mama nya.

Kaureen kembali berjalan ke dalam kamarnya untuk mengambil koper besar yang berisi pakaiannya.

Kaureen memberikan kopernya kepada Pak Karno-tetangga samping rumahnya yang sekarang sedang membantu ia dan Mama nya mengangkut barang-barang ke dalam mobil box.

"Pak Karno tolong ya, Aurin gak kuat" Ucap Kaureen. Pak Karno langsung mengambil koper besar itu dan ia masukkan ke dalam mobil box.

Sementara Kaureen, ia menghampiri Mama nya yang sedang memasukkan bingkai foto ke dalam sebuah kardus. Ia mengambil alih bingkai foto itu dari tangan Meida-Mama nya.

"Yang harus istirahat itu Mama, bukan Aurin" Cetus gadis itu sambil melanjutkan pekerjaan Mama nya.

Gadis itu fokus merapikan bingkai-bingkai foto, karena saking fokusnya ia sampai tidak menyadari jika Meida sudah berlalu memasuki kamarnya, mengecek lagi takutnya ada barang yang tertinggal.

"Mama foto ini di buang aja ya?" Kaureen mengangkat sebuah foto untuk di tunjukkan kepada Meida yang duduk di belakangnya, namun pada saat ia membalikkan tubuhnya, ia sudah tidak menemukan sang Mama.

"Lah Mama dimana?" Ia menggaruk pipinya yang tidak gatal, ia mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah "Mah! Mama! Mama!" Ia berteriak memanggil Mama nya.

"Mama kemana sih?" Ia berdiri, kemudian berjalan keluar rumah, mencari sang Mama yang mungkin saja ada di halaman rumah, tetapi pada saat ia di halaman rumah, ia tidak menemukan keberadaan Mama nya, di halaman itu hanya ada Pak Karno dan istrinya, tidak lupa juga supir dari mobil box ini.

"Mama nya mana Aurin?" Rina-istri dari Pak Karno itu bertanya sambil menghampiri Kaureen.

"Aurin gak tau Bu, ini juga Aurin lagi cari Mama" Jawab Kaureen

"Loh? Emangnya Mama kamu kemana?" Kaureen menghela nafasnya saat mendengar ucapan Rina.

"Enggak tau, tadi si Mama sama Aurin di dalam sambil beresin foto-foto, tapi pas Aurin udah selesai beresin foto-foto itu, Mama udah gak ada" Jelas Kaureen membuat Rina menganggukkan kepalanya.

Rina menatap barang-barang yang ada di dalam mobil box itu, kemudian tatapannya beralih ke arah Kaureen yang masih terdiam di tempatnya. Raut wajah anak itu sangat sayu, bahkan kantung matanya sampai terlihat.

Rina mengusap bahu Kaureen, usapan dari Rina mampu membuat Kaureen mengalihkan tatapannya dari barang-barang yang ada di dalam mobil box "Kenapa Bu?" Tanya Kaureen.

"Aurin capek ya?" Kaureen yang mengerti arah pembicaraan Rina pun hanya tersenyum tipis. Tapi senyuman itu justru membuat sudut hati Rina tersentil. "Aurin harus kuat ya demi Mama."

AMBIS [Hiatus]Where stories live. Discover now