"Goa buatan dan elemen yang paling mungkin untuk membuatnya adalah tanah tentu saja. Hanya ada satu orang Sorcerer tanah di Continentia. Benar-benar luar biasa," lanjut Danio. Hide hanya mendengarkannya dengan seksama. Jika analisis Danio benar maka mereka sudah bisa mengetahui identitas asli si pembuat goa dan Necromancer yang mereka lawan kemarin.

"Itu berarti Necromancernya adalah dua Sorcerer itu?" Hide memastikan. Namun bukannya menjawab Hide, Danio malah menahan langkah Hide dengan tangan kirinya dan mengisaratkannya untuk diam. Mereka mendengar suara obrolan.

"Berhentilah menangis! Kakak-kakak Patron dan Sorcerer akan segera datang!"

"Tapi kapan?!"

Danio dan Hide yang mendengar percakapan itu dengan jelas saling melempar pandangan. Keduanya pun berjalan mendekat dengan hati-hati dan melihat sebuah ruangan dengan jeruji besi tak jauh dari sana dengan penerangan di dalamnya. Keduanya yakin suara yang mereka dengar bukan suara orang dewasa, namun anak-anak.

Anak-anak yang diculik itu!

Seakan memiliki pikiran yang sama, Danio dan Hide mempercepat langkahnya. Tepat ketika cahaya kristalnya menjangkau jeruji besi itu, suara obrolan itu terhenti begitu saja. Kedua Patron itu pun berjalan dan berhenti tepat di depan jeruji besi dengan rantai dan gembok besar yang mengunci mereka. Hide pun mengarahkan kristalnya ke depan dan melihat anak-anak yang ketakutan itu memerhatikannya dengan waspada.

"Kalian ... anak-anak itu benar-benar disekap di sini!" ujar Hide yang terkejut melihat wajah anak-anak yang persis seperti yang ia lihat di berkas misinya. Kedelapan anak yang hilang sudah berhasil mereka temukan.

"A-apa kalian Patron?" tanya salah satu anak laki-laki di dalam sana dengan ragu. Danio dan Hide mengangguk.

"Benar, kami akan mengeluarkan kalian dari sini!"

Wajah anak-anak yang awalnya ketakutan itu pun merekah dan mereka saling berpandangan dan tersenyum. Hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang juga. "Nathan, kau benar!" seru Kayla pada bocah laki-laki yang bertanya pada Hide dan Danio tadi. Nathan pun tersenyum haru. Harapan mereka bukanlah sekedar angan-angan belaka.

"Lalu bagaimana caranya kita membuka ini?" Danio pun memeriksa seluruh bagian penjara di hadapannya dan menemukan sebuah rantai dan gembok di pintu.

"Jangan sentuh itu, Kak!" seru Nathan menghentikan tangan Danio yang hendak menyentuh gembok besar itu. "Kenapa?" tanyanya bingung.

"Gembok dan rantainya sudah disihir dan ... tangan kakak akan melepuh seperti ini," tutur Nathan lalu menunjukkan tangannya yang terluka.

"Penyihir gila. Apa menurutmu senjata kita bisa menhancurkannya?" Hide menyarankan. Danio pun menarik pedang dari selongsongnya dan bersiap mengayun namun gerakannya terhenti ketika ia mendengar suara langkah kaki lain dari pintu goa.

"Apa penyihir gila itu?" tanya Hide. "Sepertinya bukan, biasanya api kecil penerangan akan menyala jika Necromancer datang, Kak .... " jawab Nathan yang bergerak mundur karena takut.

"Lalu siapa ... " Danio dan Hide pun segera mencari tempat persembunyian dan menemukan sebuah bilik di sebelah penjara itu. Mereka pun bersembunyi di sana. Langkah kaki cepat itu semakin mendekat. Lalu tiba-tiba terhenti dan mereka mendengar sebuah suara yang tidak asing di telinga Danio.

"Ke-kenapa ada banyak anak-anak di sini?!" seru suara itu tak jauh dari tempat Hide dan Danio bersembunyi. Danio pun segera keluar tanpa sempat ditahan oleh Hide.

"Bodoh, apa yang kau lakukan!" geram Hide melihat Danio seenaknya melenggang keluar dari persembunyian. Ia berusaha mencegah pemuda itu namun tangannya ditepis dengan keras.

NECROMANCER [TAMAT]Where stories live. Discover now