➢3.3

1.8K 264 17
                                    

Jeno masih terus menggedor pintu gudang, tangannya sudah memerah dan beberapa jarinya mulai berdarah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jeno masih terus menggedor pintu gudang, tangannya sudah memerah dan beberapa jarinya mulai berdarah. Suaranya serak dan melemah, keringat dingin terus mengucur di dahinya. Dadanya berdegup kencang dan nyeri di bagian perutnya semakin menjadi. Tidak hanya itu, bahkan seluruh tubuh Jeno serasa remuk.

"Appa...," lirih Jeno dengan suara lemahnya.

Jeno menyerah, jika memang ini hari terakhirnya. Setidaknya dia bisa bertemu ibunya Tiffany di hari ulang tahun Tiffany.

Jeno tersenyum miris, sembari menatap cahaya bulan dari jendela kecil di gudang. Untuk pertama kalinya Jeno melihat ayahnya yang brutal. Donghae memang suka menghukumnya, tapi hukumannya jika tidak dengan mencambuk dengan sabuknya, Jeno akan disuruh belajar atau latihan soal tanpa istirahat.

Harapan, pertahanan, perasaan semuanya sudah hancur. Lantas apalagi yang harus Jeno pertahankan? Mungkin setelah ini Yeeun juga akan membencinya. Jeno tertawa.

Jeno berusaha bangkit dari duduknya, dia menemukan tali di dalam kardus.

"Eomma, appa, Yeeun nuna, Jaehyun hyung, Jaemin~a, Jisung~a, Yoona eomma, Siwon ahjussi, halmeoni... mianhae."

"Aku lelah..."

Donghae sudah menghabiskan empat botol minuman beralkohol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Donghae sudah menghabiskan empat botol minuman beralkohol. Setelah menyiksa Jeno, dia melanjutkan aktifitasnya, minum.

Dia bangkit dari duduknya, dengan keadaan setengah sadar. Dia pergi ke gudang untuk mengecek keadaan Jeno. Hati kecilnya merasa tak tega pada Jeno. Tapi sayangnya lagi dan lagi, ayah tiga anak ini lebih mengedepankan ego. Dia lebih percaya dengan video cctv yang diberikan Jessica daripada ucapan putranya sendiri.

Ceklek

Donghae membelalakkan matanya melihat Jeno yang kejang-kejang dengan tubuh tergantung.

"LEE JENO!"

Donghae langsung menarik Jeno, beruntung tali itu terlepas. Jeno berada dalam dekapan Donghae. Pemuda itu memejamkan matanya merasakan tubuh hangat ayahnya dan bau alkohol yang menyengat. Tidak apa setidaknya dia bisa tenang. Tapi harapan Jeno pupus saat Donghae menamparnya.

SomeWhere stories live. Discover now