18.Bandung

357 73 15
                                    

POV Bandung.

Anggota inti Venus tengah berkumpul di markas utama. Ratu yang di serang sudah terdengar di kuping mereka, jelas saja mereka tak tinggal diam mengetahui hal itu.

"Gimana Ga?" Tanya kevin pada Arga yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

Arga mendongak. "Keputusan gue udah bulat, gue bakal pindah ke Jakarta" ucapnya dengan serius.

"Gue ikut. Kalo Lo pada ga mau ikut, Gapapa. Kita ga maksa juga." Ucap Arnold.

"Kalau lu berdua pergi, otomatis kita juga bakal ikut!" Seru Irzan.

Arga mendongakkan kepalanya. Ia menatap seluruh sisi markas, tempat ini adalah rumah kedunya. Jujur saja ia sangat berat jika meninggalkan bangunan tua dengan sejuta cerita.

"Ngga! Sebagian dari kita harus stay di sini." Ucap Arga tak terima yang Irzan ucapkan.

"Ga gab-"

"Zan plis, untuk kali ini jangan keras kepala. Lo, Jazi, Ibnu dan Kevin stay di sini."

Tangan kekar Jeje tersampir di bahu kokoh nilon Arga. Tatapan matanya berbinar seolah akan mendapatkan hadiah. "Thanks Ga, akhirnya gue pisah sama kembaran gue yang kaya kulkas seribu pintu!" Serunya.

"Jazi kali yang bersyukur!" Sambar Kevin.

Arnold hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua temannya itu."gue si ngikut aja. Tapi kalo sampe kuping gue denger kalian lalai sama tugas kalian, gue pastiin Lo bertiga abis sama gue!".

Jeje meringis mendengar perkataan Arnold.

Arnold Dwiantara Regan. Sosok lelaki yang menyimpan perasaan kepada Ratu selama 4 tahun. Bukan hal yang mudah baginya membiarkan Ratu pindah ke Jakarta, namun dia bisa apa. Lagi pula hal itu juga demi kebaikan gadis itu. Cowo pasychopat yang sudah membunuh pemimpin salah satu musuh Venus ini terkenal kejam dan tak mempunyai belas kasihan.

(Sedikit info tengtang Arnold).

"Karna Lo semua bakal di tinggal sama Jeje pragasya yang paling tampan, sini Selfi dulu buat obat rindu kalian ke gue nanti" ucapny sembari memonyongkan-monyongkan bibirnya.

Tuk.

Dengan puas Kevin melemparkan asbak rokok yang pas mendarat ke kepala Jeje, ia sedikit terkekeh. " Yang ada gue sama anak-anak syukuran Karna kepergian Lo je!"

"Vin, Lo punya masalah apa si sama gue? Kayak ga suka banget gitu Lo ke gue!"

"Bany-"

"Udah!" Tukas Arga membuat obrolan ke duanya terhenti. "Sekarang, yang bakal pergi besok balik. Besok jam 9;30 kita harus udah kumpul di sini, paham!"

"Paham!"

"Cabut." Arga bangkit dari duduknya, tatapan matanya menerawang jauh..

Siapapun yang udah berani sentuh milik Venus, ia jamin hidupnya tak akan ia biarkan hidupnya lolos begitu saja.

***

Di dalam kamarnya yang tak terlalu gelap, Arga duduk di tepi ranjangnya. Mata nya terus menatap Bingkai foto milik keluarganya belasan taun silam.

Rasanya bahagia karena besok ia akan merasakan berkumpul dengan keluarga lengkap, ya walaupun jauh dari kata harmonis.
Tapi ada rasa kehilangan, kehilangan teman,markas dan Venus untuk waktu yang terbilang tak sebentar.

***

Ketiga inti Venus sudah berada di Jakarta. Tujuan mereka kini ke apartemen yang sudah Arga beli untuk ketiganya sementara.

Not always sweet (TAMAT)Where stories live. Discover now