15.permintaan maaf

374 87 21
                                    

Ratu berangkat sekolah pagi-pagi sekali. Gadis itu melangkah cepat menuju kantin, Karna ia yakin Bintang dan anak-anak yang lain pasti sudah anteng di kantin.

Sejujurnya, Ratu merasa lemas dengan tubuhnya pagi ini. Semalaman ia tak bisa tidur karna memikirkan masalahnya dengan Bintang terlebih lagi di tambah kehadiran papahnya.

Segera mungkin ia harus bisa menyelesaikan masalahnya dengan Bintang, supaya tak semakin panjang.

Dengan sekuat tekadnya, Ratu menginjakan Kakinya ke kantin. Terlihat hanya ada Bintang  yang tengah tengah menidurkan badannya di kursi panjang kantin, dengan langkah pelan Ratu berjalan menghampiri Bintang.

"Bintang?" Panggil Ratu dengan nada lemah.

Cukup lama Ratu menunggu, namun tak kunjung mendapat jawaban. Gadis itu memutuskan menepuk pundak Bintang. Tindakan itu berhasil membuat Bintang mengangkat kepalanya. Kedua mata Ratu membuka ketika melihat wajah pucat Bintang.

"Tang, lu sakit?!" Tanya Ratu masih terkejut. Kondisi cowo itu kini sangat berantakan.

Bintang hanya menatap datar ke arah Ratu, tatapan hangat yang selalu ia berikan kini hilang. Senyum manis yang selalu ia dapatkan kini seolah sirna. Hanya tatapan tidak suk yang Ratu dapat.

"Ngapain?" Tanya Bintang.

"Ayo ke UKS, Lo pucet banget" tawar Ratu. Saat gadis itu hendak menarik tangan Bintang, tapi langsung di tepis kasar oleh Bintang.

"Ga butuh!" Ketus Bintang.

Perkataan Bintang tentu saja membuat hati Ratu sakit. Sebelumnya, ia tak pernah mendapat perlakuan seperti ini dari Bintang.

"Ratu minta maaf" Ratu menundukkan kepalanya dalam, ia tak mempunyai nyali menatap wajah Bintang.

"Balik ke kelas, gue males ngeliat muka Lo!"

Ratu mendongakkan kepalanya ta menyangka jika Bintang mengusirnya. "Maaf, Bintang".

"Aku bisa jelasin. aku gada maksud boong ke kamu. maaf Bintang" lanjut Ratu yang mulai menintikkan air mata.

"Budeg lo, Gue bilang pergi!!"

Ratu menggeleng cepat." Aku bakal tetap di sini, sampe kamu mau maafin aku".

Bintang menghela nafas berat. Cowo itu bangkit dari duduknya." Keras kepala."

Sebelum Bintang benar-benar pergi, Ratu terlebih dahulu mencekal tangan cowo itu. " Tadi malam papah pulang. Aku di tampar, kamu ga kompresin?"

Dengan cepat Ratu menghapus bedak yang ia gunakan untuk menutupi memar di pipinya.

Bintang hanya melirik sembari berdicih pelan." Gue ga peduli, jangan temuin gue untuk sementara waktu ini."

Tanpa banyak omong lagi, ia segera pergi dari hadapan Ratu. Hal itu membuat Ratu tak percaya.

Tak ada gunanya lagi, pikirnya.

Bintang nya sudah tak lagi sama,
Prilaku manis nya seketika hilang.

"Ratu, Lo ga pantes nangisin dia."

Ratu mendongakkan kepalanya, ia terkejut saat melihat Ara yang sudah berkaca-kaca. Dengan cepat ia menghapus jejak air mata, lalu tersenyum ke arah sahabatnya itu.

"Lo punya kita. Jangan ngemis sama cowo bangsat kaya dia" sambung Adam yang langsung mendapat anggukan dari ke ketiganya.

Ratu tersenyum kikuk saat tangan kekar Adam mengelus puncak kepalanya.

"Santai aja gue gabakal cemburu." Ucap Ara yang paham dari raut wajah tak enak Ratu.

"Dulu gue sempet ga suka sama Lo, tapi seberjalannya waktu gue sayang sama lo. Gue janji sama diri gue sendiri ga akan pacaran, Karna ada dua adik kecil yang harus gue utamain" ujar Zidan.  Tatapan mata cowo itu terlihat sangat tulus.

Not always sweet (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora