1

20.4K 1.1K 60
                                    

Hai, sebelum kalian baca aku mau minta tolong buat beri komentar di tulisan ku jika ada yang perlu diperbaiki seperti typo, salah penempatan maupun penggunaan kata, atau kesalah lain dalam cerita ini. Terimakasih buat kalian yang sudah meluangkan waktu buat baca karya ku.

Hope You Enjoy it!

~~~

"Resh, udah dijemput tuh."

Naresh mengalihkan pandangannya mengikuti arah yang ditunjuk Reza, temannya. Senyumnya melebar begitu melihat kekasihnya yang lebih tua 3 tahun darinya itu sedang duduk di pos dan mengobrol bersama satpam sekolahnya.

"Eh gue duluan ya, semuanya."
Naresh berdiri dari bangkunya, berpamitan pada teman-temannya yang juga sedang menunggu jemputan dan ojek masing-masing di saung kecil yang memang disediakan sekolahnya. Setelah berpamitan, Naresh berjalan menghampiri pacarnya yang kelihatan masih asik mengobrol dengan dua penjaga sekolah.

"Kak." Tegur Naresh. Pria yang lebih tinggi di sebelahnya tersentak kaget, "Eh udah selesai kamu?" Jawabnya. Naresh mengangguk mengiyakan. 

"Pak duluan ya, harus nganter bocah les dulu nih" Ucap Jeno, kekasih Naresh pada dua satpam sekolahnya. Jeno memang sudah lumayan akrab dengan satpam di sekolah Naresh, tentu aja karena dia sering jemput Naresh selama mereka pacaran hampir 2 tahun.

bugh

"Aku bukan bocah ya! Udah kelas 12 tau." Naresh memukul pelan lengan pacarnya, tidak terima disebut bocah. Lebih muda kan bukan berarti bocah, pikirnya. Sementara yang dipukul hanya terkekeh menanggapi protesan dari yang lebih muda.

"Iya iya bukan bocah, maaf ya." Jeno mengelus rambut pacarnya kemudian mengecup pucuk kepala Naresh, bikin yang diperlakuin begitu nahan salah tingkah karena mereka cukup narik perhatian banyak orang.

"Kamu mau makan dulu, yang? masih ada sejam sebelum kamu masuk les." Sambung Jeno setelah melihat jam di handphone nya.

"Mmm, makan apa ya.. Bakso mau gak, kak?" Tanya Naresh.

"Kamu udah makan nasi tadi?" Tanya Jeno yang dijawab dengan anggukan oleh Naresh.

"Yaudah boleh, bakso boedjangan aja ya biar deket tempat bimbel kamu." Lanjutnya.

"Okay, aku mau bakso kejuuuu." Ucap Naresh bersemangat. Jeno yang ngeliat pacarnya semangat sama makanan jadi gemes sendiri dan berakhir dia narik pipi Naresh kenceng sampe yang punya ngeringis kesakitan.

Takut Naresh makin ngambek, Jeno langsung makein pacarnya itu helm pelan-pelan supaya Naresh nyaman dan bantu yang lebih muda buat naik ke motornya.

"Udah kamu?" Kebiasaan Jeno sebelum jalanin motornya pasti dia selalu nanya apa Naresh udah siap dan udah nyaman naik motornya. Setelah Naresh jawab dan meluk perutnya barulah Jeno berani jalanin motornya.

.

.

.

Setelah makan, Jeno langsung nganterin Naaresh ke tempat bimbelnya yang gak berada jauh dari tempat mereka makan bakso. 

"Nanti aku jemput lagi jam 8 ya." Ucap Jeno begitu Naresh turun dari motornya. "Semangat ya sayang belajarnya, biar bisa dapet kampus yang kamu mau." Sambungnya.

"Makasih, kakak. Aku les dulu ya" Naresh melambaikan tangannya dan berjalan memasuki gedung tempat bimbel nya. Sementara Jeno masih diam memperhatikan kekasihnya sampai badan kecil kekasihnya itu tidak terllihat lagi karena masuk ke dalam lift.

Setelah memastikan Naresh sudah masuk ke dalam tempat belajarnya, Jeno memutar motornya ke arah berlawanan dari arah ke rumahnya. Ia berniat untuk ikut nongkrong bersama teman-temannya sambil menunggu kekasihnya itu selesai belajar.

Kalau kalian bertanya bagaimana kedua orang ini bisa kenal, maka jawabannya mereka kenal karena sekolah Naresh ikut dalam lomba debat yang diadakan oleh kampus Jeno. Jelas bukan Naresh yang menjadi perwakilan sekolahnya, ia hanya disuruh untuk turut datang meramaikan lomba dan menyemangati salah satu temannya yang menjadi perwakilan di lomba itu. Hari itu Naresh gak sengaja terpencar dari rombongan teman-teman nya waktu lagi pesen makan di kantin. Karena gak tau harus duduk dimana, Naresh cuma bisa planga plongo ngeliatin sekeliling kantin yang rame sama anak kuliahan, dengan mata berkaca-kaca sambil megang piring berisi siomay. Mungkin karena seragam mencolok nya yang masih lengkah memakai baju putih dan abu-abu, eksistensi nya di tengah keramaian kantin itu bisa narik perhatian Jeno yang lagi makan bareng teman-temannya. Jeno udah nebak anak yang celingak-celinguk di tengah kantin itu pasi kepisah sama rombongannya, dan karena gak tega dia jadi nyamperin Naresh dan nyuruh Naresh buat duduk bareng dia dan temannya aja. Awalnya Naresh ragu, takut kalo ternyata mereka orang jahat, tapi karena dia juga gak punya pilihan lain sebab sebelumnya dia nitipin hp ke temennya, akhirnya Naresh setuju buat gabung dan makan bareng Jeno. Setelah Naresh beres makan barulah Jeno menemani Naresh ke tempat lomba dan nyari rombongannya.

Naresh kira mereka bakal berpisah disitu. Ternyata Jeno malah minta nomernya dan mereka lanjut deket sampe akhirnya sekarang mereka pacaran udah hampir 2 tahun.

Meski awalnya Jeno ragu buat macarin Naresh karena dia lebih muda, tapi ternyata apa yang buat Jeno ragu gak pernah kejadian sama mereka. Jeno pikir Naresh sama kaya anak remaja umumnya yang masih labil, banyak mau, dan gampang ngambek. Tapi nyatanya malah selama sekitar dua tahun mereka kenal, Jeno bisa ngitung berapa kali Naresh ngambek. Anak itu jauh lebih baik dibandingin pikiran buruknya. Naresh hampir gak pernah marah atau minta suatu hal, bahkan menurut Jeno pacarnya itu terkesan lebih banyak nurut dan nerima apa yang Jeno bilang dan lakuin. Kalo orang lain biasanya pusing karena pacarnya banyak mau, Jeno justru kadang pusing karena pacarnya terlalu pasif dan jarang banget ngutarain pendapat atau keinginannya ke dia, makanya kalo Naresh minta sesuatu Jeno bakal seneng banget dan sebisa mungkin ia turuti, lagipula yang diminta Naresh ga jauh jauh dari makanan atau nemenin dia ke suatu tempat. Jeno kira awalnya Naresh gak beneran suka sama dia, tapi setelah dia cerita ke ibunya Naresh, ternyata emang emang menurut ibunya Naresh orangnya gak banyak minta dan lebih suka nurut apa kata orang.

TBC

Halo halo! Gimana ceritanya? 

Ini tulisan pertamaku, jadi kalau kalian berkenan aku mau minta feedback dari vote dan comment kalian buat cerita ini supaya aku lebih semangat dan lebih baik nulisnya. Aku terima kritik dan komentar, jadi jangan sungkan buat beri aku masukan yaa! Have a nice day. <3

Ain't Larch [NOMIN] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora