"Sekarang makan dulu, soal Safa gue udah bilangin dia jangan kesini yang ada kalian berdua malah sakit lagi." Terang Gebi.

"Nih." Gebi menyodorkan bekal yang sudah ia bawa tadi.

"Dimakan bukan di aduk-aduk doang." Tegur Gebi pada Alan yang sedari tadi hanya mengobrak-abrik bekalnya.

"Ck lama!" Lalu Gevi mengambil kotak bekal itu kembali.

Mengambil satu sendok penuh lalo menyodorkannya kemulut Alan.

Alan membuka mulutnya lagu dengan malas mengunyah makanan itu.

"Elah tinggal ngunyah aja lo males banget." Kata Gebi yang malah di balas senyuman dari Alan.

"Makasih."

"Makanya abisin makanannya, tuh gue mau ketoilet dulu!" Kata Gebi memberikan kotak bekalnya lagi pada Alan lalu menuju toilet.

Gebi menangis.

Hatinya sakit melihat Alan sekarang.

Kali ini rencananya mau memberi tahu Alan  lagi-lagi di undur.

Deadline nya semakin dekat, artinya waktu mereka semakin sedikit.

^^^^^

"Geb."

"Nggak ada yang mau lo omongin sama gue?"

Disini taman rumah sakit, mereka berdua duduk ditemani matahari yang mulai bersembunyi ke tempat persembunyiannya.

Setelah dari sekolah mereka langsung kesini, ada Safa juga didalam sendang menjaga Gerald di unit kamar inapnya.

"Hmm nggak ada." Jawab Gebi yang sangat jelas ada keraguan disana.

"Tadi bunda nelfon." Kata Alan yang membuat Gebi langsung tercekat.

"Bunda bilang lo nangis semaleman."

"Gue- gue drakoran." Jawan Gebi lagi-lagi kebohongan Gebi ini sangat kentara di mata Alan.

"Nggak papa kalo lo nggak mau cerita, tapi sini." Alan merentangkan kedua tangannya menunggu Gebi masuk dalam dekapannya.

Gebi memeluk Alan erat, entah kuat atau tidak jika ia berpisah dengan Alan.

"Lan, sebenarnya gue mau pindah sama Bunda." Jelas Gebi yang masih dipelukan Alan.

"Hm, terusin." Kata Alan yang sedari tadi menunggu sambungan cerita Gebi, tetapi saat ia melepaskan pelukan itu.

Gebi sudah menangis, entah sejak kapan, matanya merah, kedua pipinya sudah dibanjiri air mata.

"Kenapa nangis?" Tanya Alan.

"Udah peluk aja, nggak usah cerita." Kata Alan lagi lalu membawa Gebi masuk kepelukan ya lagi.

Tangisan Gebi malah makin kencang, sampai kemeja Alan disatu sisi basah, tidak lupa dari tadi Alan mengelus punggu Hebi menenangkan.

"Ayah bunda pisah, Gue-"

"Gue ikut bunda ke belanda." Jelas Gebi yang mengencangkan cengkramannya pada kemaja Alan menunggu reaksi laki-laki yang sudah menemaninya beberapa waktu ini.

Dikit-dikit Cembokur [END]Where stories live. Discover now