tigapuluhempat

1.7K 131 2
                                    

Setelah seminggu penuh menghadapi ujian, Gebi bergegas masuk kepekarangan rumahnya, dengan rasa lega, kertas hasil ujiannya sudah ada di tangannya tidak sabar untuk di tunjukkan pada bundanya.

Membuka pintu besar itu, lalu langsung menuju kamar bundanya.

"Aku sudah beri kamu waktu, Nov!!"

Itu suara ayahnya.

Ayah pulang, refleks ia menarik sudut bibirnya.

"Pradika, aku tidak bisa."

Dikamar, ternyata suara itu dari kamar orang tua Gebi.

Pintu bercat putih tulang itu, terkunci rapat, tapi suara mereka yang beradu argumen masih terdengar jelas di indra pendengaran.

Ayah bunda berantem ya?, Batin Gebi.

"Padahal baru pulang." Bisik Gebi yang masih berdiri didepan pintu.

Kamar itu tiba-tiba sunyi, tidak ada suara apapun, Gebi semakin menempelkan daun telinganya pada pintu.

Tek!

Pintu  dibuka, Gebi kaget ada bundanya yang menatap lurus pada Gebi.

Gebi langsung meletakan ponselnya ditelinganya, lalu pergi ke lantai atas.

"Halo."

Gebi kaget, langsung saja ia melihat layar ponselnya.

Tertera nama Alan disana.

Gebi hanya diam.

"Gue nggak nyangka lo bakalan angkat telepon dari gue." Kata remaja di sebrang sana.

Ini semua karena sensor panggilan, geram Gebi, padahal ia sudah mengubah ponsel nya dalam mode silent, tapi jika di arahkan ketelinga, telepon itu akan tetap tersambung.

"Geb, ngomong dong." Ujar Alan lagi.

"Lo mau gue ngomong apa?"

Tanya Gebi yang sambil melepas seragam sekolahnya.

"Terserah yang penting lo ngomong." Kata Alan yang terdengar bangkit dari kasur.

"Gajelas."

Jawab Gebi singkat.

"Gue kerumah ya?" Tanya Alan yang sudah siap dengan kunci motor, digarasi.

"Ngapain?"

Tanya Gebi.

"Mau ngapel pacar." Jawab Alan yang sudah menaiki motor kesayangannya itu.

"Kita pacaran?"

Beo Gebi, Alan malah tersenyum di balik helm nya.

"Iya lah." Jawab Alan lagi.

"Gue kira udah nggak."

"Siap-siap ya, gue jemput."

Tut.

Lalu panggilan telepon itu dimatikan secara sepihak.

Gebi sudah hapal kebiasaan Alan yang satu ini.

Ting!

Ada pesan masuk.

Alan bukan pacar bukan mantan

Dikit-dikit Cembokur [END]Where stories live. Discover now